Di Tengah Mesra AS-Israel, Ada Ancaman Partai Komunis China

Pompeo ingatkan Israel soal bahaya Partai Komunis China

AP Photo/Sait Serkan Gurbuz
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Washington.
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyinggung tentang ketegangan AS dan China dalam konferensi virtual Komite Yahudi Amerika (AJC) 2020, Ahad (14/6) waktu setempat. Pompeo mengatakan, pemerintah AS berdiri melawan Partai Komunis China (PKC).

PKC, kata dia, adalah tantangan semakin besar ke AS, Israel dan semua orang bebas. "Penumpukan militer Beijing yang tidak jelas, ketidakpedulian yang sembrono terhadap kewajiban internalnya dan kampanye disinformasi membahayakan kita semua," tegas Pompeo.

Baca Juga



Dia mengimbau untuk waspada terhadap ancaman Partai Komunis China terhadap cara hidup individu. "Berdiri melawan aktor jahat adalah inti dari nilai-nilai Amerika. Kedua negara kita berakar dalam menghormati hak yang diberikan Tuhan, kebebasan individu dan kesetaraan manusia," ujarnya.

Pompeo menekankan bahwa AS akan selalu mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri.  "Pemerintahan Trump bersama Anda. Tidak ada dukungan kami yang lebih jelas daripada dengan bagaimana kami telah menangani sponsor antisemitisme negara nomor satu di dunia, Republik Islam Iran," ujar Pompeo dilansir Jerusalem Post, Senin.

Pompeo mengatakan Washington akan melanjutkan kebijakan tekanan maksimumnya terhadap Teheran. Sebab kampanye tekanan maksimum AS ke Iran telah menujukkan hasil.

"Kami akan terus menekan rezim sampai Iran berperilaku seperti negara normal dan berhenti mengancam rakyatnya sendiri dan tetangganya," ujar Pompeo. "(Mereka) tidak boleh diizinkan untuk mendapatkan senjata nuklir," ujarnya menambahkan.

Berbicara tentang kebangkitan global antisemitisme, Pompeo menilai bahwa kemitraan bilateral AS-Israel lebih vital mengingat meningkatnya antisemitisme di seluruh dunia. Dia pun mengagumi pekerjaan penting yang AJC lakukan untuk melawan.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler