Bentrok Berdarah Tentara China-India, PBB Minta Tahan Diri
Pasukan kedua negara terlibat bentrok fisik dengan menggunakan batang besi dan batu.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- PBB telah menyatakan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan di wilayah perbatasan India dengan Cina. Ia mendesak kedua negara menahan diri.
"Kami prihatin dengan laporan kekerasan dan kematian di Line of Actual Control (LAC) antara India dan Cina serta mendesak kedua belah pihak untuk melakukan pengekangan maksimum. Kami mencatat positif laporan bahwa kedua negara telah terlibat untuk meredakan situasi," kata juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Eri Kaneko pada Selasa (16/6), dikutip laman Hindustan Times.
Pada Senin (15/6) malam, pasukan India dan China terlibat bentrok di wilayah Ladakh. Sebanyak 20 tentara India tewas dalam kejadian tersebut. China dilaporkan turut memiliki korban jiwa, tapi belum diketahui secara pasti berapa jumlahnya.
Menurut seorang sumber di pemerintahan India, pasukan kedua negara terlibat konfrontasi fisik dengan menggunakan batang besi serta batu. Tak ada tembakan yang dilepaskan.
“Mereka menyerang dengan batang besi, komandan terluka parah dan jatuh. Ketika itu terjadi, lebih banyak tentara berkerumun ke daerah itu dan menyerang dengan batu,” kata sumber tersebut.
Bentrokan dilaporkan berlangsung selama beberapa jam. Jatuhnya korban jiwa akibat konfrontasi fisik merupakan yang pertama sejak 1967. Hal itu telah memanaskan situasi di wilayah perbatasan kedua negara.
Ketegangan perbatasan antara Cina dan India telah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade. Cina mengklaim wilayah di timur laut India. Sementara India menuding Beijing menduduki wilayahnya di dataran tinggi Aksai Chin di Himalaya, termasuk bagian dari wilayah Ladakh.