Sektor Wisata Domestik Berpeluang Tumbuh di Era New Normal

Industri pariwisata Indonesia tidak sangat bergantung pada wisatawan mancanegara.

Antara/Ahmad Subaidi
Foto udara destinasi wisata Tiga Gili terlihat dari pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Selasa (17/3/2020).
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melihat sektor pariwisata Indonesia memiliki peluang yang besar untuk tetap bergeliat di era New Normal. Pariwisata Indonesia dinilai masih bisa bertumbuh meski hanya bergantung pada pangsa pasar domestik.

"Berbeda dengan Thailand, Singapura dan Malaysia, ketergantungan Indonesia pada wisatawan mancanegara tidak setinggi mereka," kata Deputi Bidang Kebijakan Strategis, Kemenparekraf, R Kurleni Ukar, Kamis (18/6).

Kurleni mengatakan, Indonesia memiliki pangsa domestik yang besar dengan 300 perjalanan wisatawan pada 2019. Pangsa pasar ini menjadi buffer penurunan kunjungan wisatawan asing selama pembatasan aktivitas antar negara berlangsung.

Di sisi lain, menurut Kurleni, wisatawan Indonesia dinilai masih optimistis dalam melihat wabah dan masih berencana untuk berwisata. Keinginan untuk melakukan belanja atau spending pun masih tinggi.

Hal ini juga dibuktikan dengan pengeluaran konsumen Indonesia ditahan dalam bentuk tabungan (saving). Berdasarkan sebuah studi, Kurleni menyebutkan, giat wisata adalah hal pertama yang dilakukan ketika New Normal mulai diterapkan.

Peluang lain yang membuat sektor wisata dalam negeri tumbuh adalah keinginan untuk berwisata secara aman. Sehingga, menurut Kurleni, wisata domestik yang mengusung konsep kesehatan akan menjadi preferensi masyarakat.


Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler