Kesadaran Protokol Covid Pengunjung Malioboro Masih Kurang
Pengelola Malioboro menerapkan zonasi dan sistem barcode bagi pengunjung.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Malioboro, Ekwanto mengatakan, kesadaran pengunjung di kawasan tersebut masih kurang dalam menerapkan protokol kesehatan terkait Covid-19. Ia melihat masih banyak pengunjung yang mengabaikan protokol tersebut.
Terlebih, saat ini di Kota Yogyakarta tengah memasuki transisi menuju new normal. Hal ini, katanya, menyebabkan masyarakat sudah mulai beraktivitas dengan normal, namun berdampingan dengan Covid-19.
"Kesadaran memang masih kurang, masyarakat masih belum terbiasa beradaptasi dengan kondisi saat ini," kata Ekwanto kepada Republika belum lama ini.
Pihaknya pun menerapkan zonasi, sistem barcode hingga dibedakannya jalur masuk dan jalur keluar di kawasan tersebut. Sehingga, pengawasan terhadap pengunjung pun dapat dilakukan dengan optimal dalam rangka dijalankannya protokol kesehatan oleh pengunjung dengan disiplin.
"Kalau masuk dari selatan dan berjalan sampai utara. Untuk keluar, kalau sudah sampai di utara tadi, harus menyeberang dan berjalan melalui trotoar di sisi timur. Begitu sebaliknya," ujarnya.
Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Pemda DIY pun telah menempatkan sejumlah petugas di sepanjang kawasan Malioboro. Termasuk di kawasan wisata lainnya yakni hingga Titik Nol Kilometer, Alun-alun utara dan kawasan Tugu.
Ekwanto menyebut, petugas yang telah diterjunkan akan mengontrol tiap pengunjung yang masuk ke Malioboro. Selain itu, petugas tersebut juga berjaga di sirip-sirip jalan menuju Malioboro guna mengantisipasi masuknya pengunjung dari sirip-sirip tersebut.
"Petugas itu kewajibannya mengingatkan bagi siapapun yang tidak mengenakan masker tapi masuk ke Malioboro. Kalau new normal sudah diterapkan nanti, mereka akan melakukan pengecekan lengkap," jelasnya.
Ekwanto menyebut, saat ini kawasan Malioboro sudah ramai dikunjungi. Sekitar 500 sampai 600 pengunjung per harinya yang masuk ke kawasan Malioboro.
"Sebelum masuk harus cuci tangan pakai sabun, tidak boleh tidak dan dicek suhu badannya. Ini kan pola-pola baru yang harus dilakukan dan masyarakat masih banyak yang belum terbiasa untuk itu. Maka kita harus selalu mengingatkan masyarakat yang tidak patuh pada protokol kesehatan yang sudah ada," katanya.