Siapkan New Normal Candi Borobudur, Jateng Raih Penghargan
Pemprov Jateng belum akan membuka kunjungan wisata ke Candi Borobudur
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Upaya Pemprov Jawa Tengah dalam menyiapkan obyek wisata Candi Borobudur menuju tatanan normal baru atau new normal mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat. Jawa Tengah menerima penghargaan sebagai Juara 1 Lomba Inovasi Daerah dalam menyiapkan tatanan normal baru di sektor Tempat Wisata klaster provinsi.
Penganugerahan penghargaan ini dilaksanakan di Gedung Sasana Bhakti Praja Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Senin (22/6).
Dalam lomba yang digelar Kementerian Dalam Negeri tersebut, Jawa Tengah berhasil mengungguli dua provinsi lain yang menjadi juara ke-2 dan juara ke-3, masing- masing Provinsi Jawa Timur serta Provinsi Sulawesi Selatan.
Selain kategori Inovasi Daerah, Jawa Tengah juga meraih predikat Juara 1 di sektor Transportasi Umum, mengungguli Provinsi Bali dan Provinsi Kalimantan Tengah serta Juara 3 sektor Pelayanan Terpadu Satu Pintu, di bawah Provinsi Sulawesi Tengah dan Provinsi Kalimantan Utara.
Melengkapi penghargaan ini, sejumlah kabupaten/kota dari Provinsi Jawa Tengah juga memenangi penghargaan dalam penganugerahan ini. masing- masing Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Tegal.
Kendati menyabet penghargaan inovasi daerah dalam menyiapkan pelaksanaan protokol new normal, namun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah belum akan membuka kembali aktivitas kunjungan wisata di Candi Borobudur.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan, tidak hanya candi Borobudur, Jawa Tengah juga belum akan membuka semua obyek wisata yang ada di daerahnya. “Karena pembukaan obyek wisata harus mengikuti ketentuan yang disyaratkan oleh Gugus Tugas Covid-19,” ungkapnya.
Oleh karena itu, gubernur menegaskan apresiasi dan penghargaan yang telah diterima Jawa Tengah di sektor pariwisata ini tidak bisa diartikan pariwisata di Jawa Tengah sudah bisa dibuka kembali. “Bukan seperti itu maksudnya, tetapi tetap mengacu ketentuan Gugus Tugas Covid-19,” tambahnya.
Menurutnya, pembukaan kegiata pariwisata di masa pandemi harus dilihat grafiknya kasusnya (Covid-19). Seperti garafik penyebaran yang sudah menurun atau ‘melandai’ cukup drastis dan yang terpenting konsisten minimal dalam waktu 14 hari berturut- turut.
Selama hal tersebut belum terpenuhi, Pemprov Jawa Tengah tidak akan pernah mengizinkan kegiatan pariwisata dibuka kembali di tengah situasi pandemi. Selain itu, pemerintah daerah dan pengelola obyek wisata juga harus menyiapkan infrastruktur sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan.
Termasuk, juga harus mengajak mereka- mereka yang berdagang di lingkungan destinasi wisata --seperti pedagang suvenir dan rumah makan-- untuk ikut menata dan menyesuaikan ketentuan penerapan normal baru bagi kegiatan pariwisata.
Dari beberapa obyek wisata yang sudah sudah diuji coba, masih ada masyarakat yang belum terbiasa dalam mejaga jarak. Sehingga pada saat mereka beristirahat pasti masih terjadi berkerumun dan masih abai pada penerapan physical distancing. “Yang begitu itu masih harus kita dorong melalui sosialisasi yang lebih mengena,” tandasnya.
Seperti diketahui, berbagai langkah telah dilakukan Pemprov Jawa Tengah bersama dengan Pengelola Taman Wisata Borobudur, dalam prakondisi atau menyiapkan penerapan tatanan normal baru di obyek wisata Candi Borobudur.
Antara lain mensosialisasikan protokol kesehatan secara masif kepada wisatawan, mengatur jarak antrean di loket, menyiapkan tempat cuci tangan dan pos pengecekan suhu tubuh wisatawan, membatasi jumlah wisatawan, mengatur alur perjalanan para wisatawan, dan menyiapkan pemandu untuk mendampingi wisatawan saat naik ke candi.
Semua ini dipersiapkan sebagai langkah awal untuk mempersiapkan sekaligus membiasakan penerapan tatanan normal baru di sektor pariwisata, di salah satu obyek wisata unggulan di Jawa Tengah tersebut.
Jawa Tengah dinilai cukup serius dalam memastikan protokol kesehatan dilakukan dengan ketat oleh pengelola transportasi umum dan para penumpangnya sebagai pengguna jasa. Seperti yang diterapkan di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.
“Beberapa kali saya dating langsung untuk melihat mekanisme pengaturan calon penumpang di sana, setelah Kementerian Perhubungan memutuskan membuka kembali mode transportasi udara untuk penumpang kategori khusus,” lanjut Gubernur Jawa Tengah.
Meski meraih tiga penghargaan sekaligus, Ganjar juga mengatakan masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan di Jawa Tengah dalam mempersiapkan tatanan normal baru. Maka ia meminta kabupaten/kota lain di Jawa Tengah agar tidak malu untuk meniru keberhasilan pemerintah daerah lainnya dalam prakondisi tatanan normal baru.
“Di sektor pasar tradisional, pasar modern, mal, hotel, masih banyak pekerjaan rumah bagi Jawa Tengah. Tapi ada praktek- praktek baik dari provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang bisa kita tiru untuk diterapkan di Jawa Tengah,” katanya.