Bisakah Kita Menerka Batuk dan Bersin yang Bukan Covid-19?
Kerasnya suara batuk dan bersin kerap dikira tingkatkan risiko penularan Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin keras terdengar batuk atau bersin seseorang, kekhawatiran bahwa potensi penyakit menular seperti infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang dimilikinya pun lebih besar. Dalam sebuah studi terbaru, terdapat peserta yang diminta menilai hal itu.
Dilansir Health 24, rata-rata peserta dapat menebak empat dari 10 suara dengan benar. Para peneliti dari University of Michigan di Ann Arbor, Amerika Serikat (AS) merilis hasil studi dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.
Menurut tim peneliti, tidak ditemukan bukti bahwa orang-orang dapat secara tepat mendeteksi ancaman patogen dari suara batuk dan bersin. Hal ini meski mereka cukup yakin bisa melakukannya.
"Selain itu, tidak ada bukti bahwa akurasi meningkat ketika peserta mengetahui jumlah sebenarnya dari suara batuk atau bersin, ketika mereka fokus pada seberapa jelas atau menjijikkannya suara itu," ujar Nicholas Michalak, dalam rilis berita University of Michigan.
Michalak mengatakan, tampaknya orang-orang yakin bahwa suara-suara yang menjijikkan itu mewakili kemungkinan ancaman penyakit. Hal itu bisa membuat mereka menghindari orang lain yang mengeluarkan suara batuk atau bersin dengan keras, meski itu sebenarnya bukan tanda penyakit menular.
Para penulis penelitian mengatakan bahwa temuan ini menunjukkan bahwa ketika Anda mendengar seseorang batuk atau bersin, lebih baik untuk menyerahkan diagnosisnya kepada dokter. Hanya karena suara yang terdengar keras dan seakan kondisi seseorang sangat parah, belum tentu itu adalah tanda penyakit menular berbahaya.