Penuhi kuota Bahan Baku Lokal, Industri Otomotif Gandeng IKM
Kolaborasi bersama perlu dilakukan untuk memajukan UKM agar terarah dan berkelanjutan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) agar bisa tetap menjalankan usahanya di tengah dampak pandemi Covid-19. Salah satu sektor yang dipacu yakni IKM logam yang memproduksi berbagai komponen otomotif.
“Di masa pandemi ini, sejumlah IKM di sentra logam Tegal yang telah menjadi mitra Agen Pemegang Merek (APM) sebagai tier 1 dan tier 2 mengalami penurunan omset hingga 90 persen. Ini dikarenakan APM sempat berhenti beroperasi beberapa waktu lalu,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui siaran pers yang diterima Republika pada Ahad, (28/6).
Maka agar dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan usaha para pelaku IKM, kata dia, kementerian melakukan penjajakan terhadap peluang pasar yang ada. “Di antaranya menjembatani IKM di sentra logam Tegal dalam menjajaki pasar baru di sektor industri otomotif, kami telah menggelar program link and match antara IKM dengan perusahaan besar,” ujarnya.
Bagai gayung bersambut, melalui kegiatan perjodohan tersebut, substitusi impor yang dilakukan PT Sinar Agung Selalu Sukses (SASS) di masa pandemi ini menjadi harapan baik bagi pelaku IKM di sentra logam Tegal. SASS merupakan salah satu perusahan manufaktur otomotif yang memproduksi suku cadang kendaraan bermotor roda dua dan empat untuk pasar original equipment manufacturer (OEM) maupun aftermarket.
IKM di sentra logam Tegal berhasil mendapatkan Purchase Order (PO) dari SASS untuk membuat produk substitusi impor. Hal itu berupa handle socket LT 10 ton, handle socket LT 5 ton, dan handle socket LT 30,32 ton. Mereka juga akan mendapat pesanan tangkai spion dari SASS.
Adapun IKM yang akan mengerjakan produk substitusi impor tersebut yaitu PT Bimuda Karya Teknik yang didukung oleh IKM lainnya seperti PT Mitra Karya Tegal dan PT Tiga Bersaudara. Berbagai produk itu nantinya akan diproduksi menggunakan mesin stamping.
“Namun, IKM perlu melakukan investasi pembuatan dies atau cetakan dengan biaya tidak sedikit. Oleh karena itu, program restrukturisasi mesin dan peralatan yang kami miliki diharapkan dapat membantu meringankan pelaku IKM dalam investasi pembuatan dies itu” jelas Gati.
Selain mendapatkan pasar baru, IKM di sentra logam Tegal didorong saling bekerja sama membagi pekerjaan. Seperti yang dilakukan oleh PT Mitra Karya Tegal yang berbagi pekerjaan kepada IKM logam lainnya dalam memproduksi aksesoris kendaraan roda dua.
Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku logam, IKM di sentra logam Tegal telah didukung Material Center yang hadir atas inisiasi dan kerja sama Ditjen IKMA dengan Dinas Perindustrian serta Tenaga Kerja Kabupaten Tegal. “Berfungsi sebagai penyedia bahan baku logam, Material Center di Tegal mampu menyediakan bahan baku dengan harga kompetitif bagi IKM, sehingga bisa memperkuat daya saing IKM terlebih pada masa pandemi Covid-19 saat ini,” tuturnya.
Memasuki fase new normal, sambung Gati, kolaborasi untuk bersama membangun kemajuan IKM perlu diperkuat dan terus dilakukan melalui pelaksanaan berbagai program yang terarah dan berkelanjutan. Pemerintah pusat dan daerah, lanjutnya, harus selalu hadir dalam mendukung peningkatan daya saing IKM sekaligus memperkuat IKM di dalan rantai pasok industri nasional maupun global.