Joe Biden akan Pilih Perempuan Jadi Calon Wapres AS
Pemilihan calon wapres yang mendampingi Joe Biden dilakukan pada Agustus
REPUBLIKA.CO.ID, WILMINGTON -- Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan pada Selasa (30/6), kemungkinan untuk mengumumkan calon wakil presiden pada awal Agustus. Dia telah berjanji untuk memilih seorang perempuan sebagai calon wakilnya untuk pemilihan 3 November nanti.
Dengan menarik perempuan sebagai pendamping dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), Biden berharap untuk mengalahkan Presiden saat ini dari Partai Republik, Donald Trump. Untuk menyeleksi calon wakilnya nanti, dia telah membentuk komite untuk memeriksa calon kandidat.
Saat ini, Biden gencar mengkritik langlah-langkah yang diambil Trump, termasuk kasus penanganan laporan yang menyatakan Rusia membayar Taliban untuk membunuh pasukan AS di Afghanistan. Dia mengatakan bahwa tindakan itu merupakan kelalaian tugas.
"Gagasan bahwa entah bagaimana dia tidak tahu atau tidak sedang diberi pengarahan, itu adalah kelalaian tugas jika itu masalahnya...Jika dia diberi pengarahan dan tidak ada yang dilakukan mengenai hal ini, itu adalah kelalaian tugas," kata Biden.
Gedung Putih mengatakan, Trump tidak menerima pengarahan pribadi dari intelijen tentang dugaan langkah Rusia. Namun, pemerintah belum secara jelas membahas apakah Trump telah menerima pengarahan tertulis, apakah dia telah membacanya, dan mengapa dia tidak merespons lebih agresif jika dia melakukannya.
Biden mengatakan, anggota parlemen dari kedua belah pihak harus menuntut fakta tentang klaim tersebut. Dia mempertimbangkan untuk meminta pengarahan intelijen rahasia tentang masalah ini. Dengan jelas, Biden menekankan bahwa publik AS harus menyimpulkan bahwa Trump tidak cocok untuk menjadi presiden AS kembali.
Selain masalah tersebut, Biden gencar pula menanggapi penanganan Covid-19. Biden merilis rencana terbaru untuk mengatasi pandemi pada Selasa. Biden menyerukan lebih banyak pengujian Covid-19 dilakukan dan mempekerjakan setidaknya 100.000 pelacak kontak. Calon presiden AS itu memperkirakan bahwa wabah corona kemungkinan akan memburuk dengan dimulainya musim flu. Dia mengatakan persiapan harus mencakup lebih banyak vaksin flu.