Astronom Temukan Planet Berbatu Terbesar
Temuan ini membantu ilmuwan mempelajari interior raksasa gas seperti Jupiter.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah planet berbatu berukuran 39 kali lebih besar dari Bumi telah terlihat mengorbit bintang jauh dengan kecepatan sangat tinggi. Para astronom menyimpulkan itu mungkin merupakan inti dari sebuah planet yang dulunya lebih besar dari Jupiter yang dilucuti atmosfer gasnya.
Para peneliti mengatakan pada hari Rabu (1/7) bahwa itu adalah planet berbatu terbesar yang pernah ditemukan dan akan menjadi inti planet pertama yang pernah ditemukan.
Keberadaannya menawarkan kesempatan unik untuk lebih memahami interior raksasa gas seperti Jupiter, planet terbesar di tata surya kita.
Planet yang disebut TOI-849b itu, mengorbit bintang yang sedikit lebih kecil dan lebih dingin dari matahari. Planet ini terletak 730 tahun cahaya dari Bumi. Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun, 9,5 triliun km.
Raksasa gas terdiri dari inti padat yang dikelilingi oleh atmosfer luas yang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium.
Menurut astronom David Armstrong dari University of Warwick di Inggris, penulis utama penelitian ini, planet ini bisa jadi raksasa gas seperti Jupiter, yang kemudian kehilangan selubung luarnya melalui beberapa evolusi yang keras.
"Ini bisa jadi karena ia bertabrakan dengan planet lain menjelang akhir pembentukannya, atau kemudian berkelana terlalu dekat dengan bintang inangnya dan dilucuti atmosfernya," kata Armstrong dalam hasil studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature.
"Alternatif lain adalah bahwa planet ini 'macet' saat terbentuk, membangun inti tetapi gagal mengumpulkan gas yang biasanya kita harapkan." tambahnya.
Diameternya 43.500 km sedikit kurang dari Neptunus, yang terkecil dari empat planet gas tata surya kita, tetapi jauh lebih besar dari 12.700 km Bumi. Ia mengorbit sangat dekat bintangnya, jauh lebih dekat daripada planet terdalam tata surya kita, Merkurius, terhadap matahari. Planet bergerak 10 kali lebih cepat dari Bumi, menyelesaikan orbit setiap 18 jam.
"TOI-849b itu sendiri jauh lebih masif daripada yang kita perkirakan bahkan menjadi inti planet gas raksasa," kata Armstrong.