Demo di Kashmir Tuntut Kematian Pria oleh Pasukan India

Ratusan orang di Kashmir yang dikelola India melakukan protes

AP Photo/Mukhtar Khan
Tentara paramiliter India berjaga saat Muslim Kashmir menunaikan shalat Jumat di jalan di luar masjid setempat saat jam malam di Srinagar, India, Jumat (16/8).
Rep: Dwina Agustin Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KASHMIR -- Ratusan orang di Kashmir yang dikelola India melakukan protes setelah seorang pria diduga dibunuh oleh pasukan keamanan. Inspektur Jenderal polisi di Kashmir, Vijay Kumar, mengatakan tuduhan tersebut salah sasaran karena pelakunya adalah milisi di wilayah itu.

Kumar menjelaskan milisi menembaki pasukan keamanan dari sebuah masjid di kota utara Sopore, yang memicu pertempuran pada Rabu (1/7). Dia mengatakan warga sipil bernama Bashir Ahmed Khan dibunuh oleh para milisi ketika berkendara melewati wilayah itu. Pihak keluarga ditekan oleh milisi tersebut untuk menyalahkan pasukan keamanan.

Tapi, pihak keluarga menuduh bahwa Khan diseret dari mobilnya dan ditembak mati oleh pasukan paramiliter. Cucu lelaki yang berusia tiga tahun yang bepergian bersama Khan kemudian terlihat duduk di atas dada jenazah kakeknya.

"Kami menerima telepon bahwa ayah saya mengalami kecelakaan," kata putra Khan, Suhail Ahmad, dikutip Aljazirah.

Saat Ahmad sampai di Sopore, pihak keluarga diberitahu bahwa Khan terbunuh dalam baku tembak. "Jika itu adalah baku tembak, tubuhnya seharusnya berada di dalam mobil, tetapi justru ditemukan di jalan," ujarnya.

Saudara laki-laki Khan, Nazir Ahmad, juga menolak klaim polisi dan menyalahkan pasukan keamanan atas kematian tersebut. "Aku bisa pergi menemui perwira tinggi polisi untuk melawan klaim mereka. Saudaraku bukan seorang militan. Dia tidak membawa senjata. Kenapa dia dibunuh?" ujarnya.

Anggota keluarga juga menuduh pasukan keamanan menempatkan anak kecil di atas tubuh Khan yang telah meninggal karena untuk mengambil kebutuhan gambar. Kemudian, foto anak yang duduk di tubuh kakeknya yang sudah meninggal secara luas dibagikan di media sosial.

"Mereka menyeret tubuhnya keluar dan meletakkan anak itu di atasnya. Pakaian anak-anak itu basah kuyup dalam darah kakeknya. Dia bukan seorang militan," salah satu kerabat Khan mengklaim.

Setelah peristiwa itu, ratusan orang berkumpul di pemakaman Khan di dekat Srinagar. Mereka meneriakkan "Kami menginginkan kebebasan" dari pemerintahan India.

Pasukan pemerintah telah mengintensifkan operasi kontra pemberontakan terhadap milisi sejak penguncian virus corona yang diberlakukan pada Maret. Sejak Januari, Koalisi Masyarakat Sipil (JKCCS), sebuah kelompok hak asasi manusia, melaporkan setidaknya 229 orang telah tewas selama lebih dari 100 operasi militer di Kashmir yang dikelola India, termasuk 32 warga sipil, 54 pasukan pemerintah, dan 143 milisi.

India memiliki lebih dari 500 ribu tentara yang ditempatkan di Kashmir, wilayah Himalaya yang juga diklaim oleh Pakistan. India menuduh Pakistan mempersenjatai dan melatih milisi dan tuduhan itu pun telah dibantah oleh Islamabad.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler