Berkulit Putih, Ibu Alicia Keys Sering Dikira Manajer
Alicia Keys berbagi pengalaman semasa memulai kariernya terkait rasisme.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Alicia Keys bercerita bahwa dia juga sempat mendapatkan perlakuan rasisme. Ini terutama dirasakannya ketika memulai karier sebagai penyanyi.
Banyak yang menganggap ibunya yang berkulit putih bukan ibunya sendiri. Sang ibu kerap dianggap pengasuh atau manajernya.
Cerita itu menjadi topik yang Keys sampaikan saat menggelar program acama Nickelodeon khusus tentang rasisme. Selama siaran, Keys memfasilitasi percakapan dengan aktivis lama mapun kelompok anak muda yang sekarang terlibat dalam gerakan Black Lives Matter.
Saat ada gadis bernama Josephine, yang bercerita tentang orang tuanya dari ras campuran, Keys menanggapi dengan kisahnya yang juga punya pengalaman serupa. Pemenang Grammy 15 kali itu mengatakan, ketika dia pertama kali memulai karirnya, orang sering salah mengira ibunya, yang berkulit putih, sebagai manajer atau pengasuhnya. Namun Ibu Keys, Terria Joseph, menurutnya, biasanya langsung meluruskan anggapan orang lain tersebut.
"Itulah yang sering saya alami ketika pertama kali mulai tampil," kata Keys, dilansir Insider, Selasa (7/7).
Keys mendukung kaum muda untuk menyuarakan aspirasi lewat lagu maupun berbagai jenis aktivitas lain yang bisa mereka perbuat. Kegiatan itu bisa dengan menghadiri gerakan protes, membaca buku tentang rasisme, atau membuat video TikTok untuk meningkatkan kesadaran.
Keys juga menentang penggunaan kata-N, dan mencoba mencari cara untuk mendorong orang agar tidak menggunakannya.
"Aku merasa sangat kuat tentang kata-N Saya meminta orang mengganti kata itu dengan 'raja' atau 'saudara'," katanya.