Penjelasan Kementerian BUMN soal Rencana Penutupan Jiwasraya
Dengan utang sangat besar, Jiwasraya sulit bertahan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana menutup PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Penutupan Jiwasraya tak lepas dari kondisi Jiwasraya yang dinilai sudah tidak mampu lagi untuk membayar utang-utangnyanya.
"Utang-utang Jiwasraya lebih besar daripada asetnya sehingga yang paling memungkinkan ialah membentuk perusahaan baru. Perusahaan baru itu pun di bawah holding asuransi sehingga secara keuangan pun lebih sehat dibandingkan Jiwasraya," Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan rencana saat dihubungi Republika di Jakarta, Senin (13/7).
Nantinya, lanjut Arya, seluruh aset Jiwasraya akan dibeli oleh perusahaan asuransi baru tersebut. Pun dengan nasabah Jiwasraya akan dipindahkan ke perusahaan asuransi tersebut setelah adanya restrukturisasi. Jiwasraya sangat berat untuk bertahan dengan kondisi keuangan dan utang yang begitu besar. Oleh karena itu, pembentukan perusahaan asuransi yang baru menjadi jalan keluar dalam menyelesaikan persoalan yang membelit Jiwasraya.
"Dengan kondisi sekarang, Jiwasraya sudah tidak mungkin lagi untuk bisa hidup dan diteruskan. Apalagi secara brand sudah tidak begitu baik dan orang sudah tidak percaya," ucap Arya.
Arya menilai pembentukan perusahaan asuransi yang baru menjadi hal yang paling memungkinkan mengingat berada di bawah holding BUMN asuransi. Holding akan memasok dana untuk penambahan anggaran dan perusahaan mengelola nasabah.
"Mau tidak mau kita memunculkan perusahaan baru yang lebih sehat dibandingkan Jiwasraya," kata Arya menambahkan.