PLN Alokasikan Rp 1 Triliun PMN Untuk Pembangkit EBT
Proyek EBT tersebut berada di Papua dan Aceh.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan mengalokasikan suntikan penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah untuk investasi pembangkit energi baru terbarukan (EBT). PLN menganggarkan Rp 1 triliun dari Rp 5 triliun dana PMN yang diterima.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam rapat bersama Komisi VI pada Selasa (14/7) malam menjelaskan, dana Rp 1 triliun akan digunakan perusahaan untuk menuntaskan pembangunan PLTS di dua provinsi wilayah timur dan PLTA di Aceh. Total kapasitas tiga pembangkit tersebut sebesar 99 MW.
Zul menjelaskan, untuk bisa menyelesaikan tiga proyek pembangkit EBT tersebut sebenarnya PLN membutuhkan dana Rp 3,5 triliun. Namun alokasi PMN membantu setidaknya Rp 1 triliun. Sisanya akan PLN gunakan dari sumber pendanaan lain seperti obligasi yang sudah diterbitkan PLN sebelumnya.
"Pembangunan pembangkit EBT dengan dana PMN 2020 terdiri atas PLTS dan PLTA dengan sebaran di Papua terdapat pembangunan PLTS di 151 lokasi dengan kapasitas 5,82 MW, PLTS 5,35 MW di 24 lokasi di NTT, dan PLTA Peusangan 1 dan 2 kapasitas 87 MW di Aceh, "ujar Zul.
Kemudian, dana PMN juga akan digunakan untuk kebutuhan investasi proyek jaringan transmisi 2.352 kilometer sirkit (kms) dan gardu induk 9.320 MVA dengan estimasi kebutuhan dana sebesar Rp 10,6 triliun. Sebagian kebutuhan dana akan diambil dari dana PMN sebesar Rp 3,8 triliun.
Pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk dengan dana PMN tersebar di Sulawesi dengan 61 lokasi untuk tujuan evakuasi daya, 44 lokasi di Jawa-Madura untuk perkuatan sistem, dan 17 lokasi di Sumatra-Kalimantan untuk tujuan evakuasi daya.
Selain itu, dana PMN juga digunakan untuk kebutuhan investasi proyek distribusi listrik desa yang terdiri atas jaringan tegangan menengah 275 kms, jaringan tegangan rendah 129 kms, dan gardu 4.425 kVA. Kebutuhan investasinya mencapai Rp 1,1 triliun dan akan diambil dari dana PMN sebesar Rp 200 miliar.
"Untuk pembangunan distribusi yang menggunakan PMN berada di regional Sumatra dengan lokasi tersebar, sedangkan untuk pembangunan listrik perdesaan proyek kelistrikan dilakukan di desa-desa di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara secara tersebar," kata Zulkifli.