Menristek Ajak Inovasi Teknologi Antariksa, Jangan Hanya SDA

Menristek menyebut inovasi teknologi antariksa bisa melibatkan sektor swasta

Dok IPB University
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Dr Bambang Brodjonegoro mendorong inovasi teknologi antariksa dan eksplorasi dengan melibatkan riset dan pengembangan dengan pihak swasta untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mendorong inovasi teknologi antariksa dan eksplorasi dengan melibatkan riset dan pengembangan dengan pihak swasta untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.


"Kalau bicara pemanfaatan sumber daya alam, biasanya kita hanya terpaku apa yang ada di permukaan bumi dan mulai masuk ke permukaan laut, tapi tentunya kita tahu di udara sampai antariksa, sebenarnya itu adalah bagian sumber daya alam kita yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Tentunya tidak hanya bagi kesejahteraan masyarakat, tapi juga dapat menjadi tulang punggung daya saing perekonomian,” kata Menristek Bambang dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (16/7).

Indonesia merupakan negara yang diberkahi dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang berlimpah, mulai dari SDA yang berada di darat ataupun di laut. Bambang mengatakan masih ada potensi sumber daya alam di udara atau angkasa yang belum secara optimal dieksplorasi demi meningkatkan kesejahteraan bangsa.

Menurut Menristek, sejumlah langkah pendekatan yang dapat dilakukan dalam menatap eksplorasi angkasa luar, yakni mulai memanfaatkan penguasaan teknologi Revolusi Industri 4.0. Kemudian, kata dia, pendekatan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia yang adaptif terhadap perkembangan Revolusi Industri 4.0.

Selanjutnya, menurut Bambang, mulai mendorong inovasi terkait ilmu antariksa dan eksplorasinya dengan melibatkan research and development(R andD)dari pihak swasta dan tidak hanya dari pemerintah.

"Eksplorasi angkasa luar itu adalah target yang harus kita tetapkan, meskipun kita harus tetap optimalkan apa yang ada dipermukaan bumi dan bawah laut," tutur Menristek Bambang.

Selain teknologi penerbangan, teknologi terkait antariksa, termasuk satelit, akan selalu menjadi prioritas dalam pembangunan riset dan inovasi di Indonesia.

"Sudah saatnya kita sekarang menuju proyeksi eksplorasi angkasa luar dengan pendekatan R and D (penelitian dan pengembangan) dan inovasi sebagai hasilnya," ujarnya.

Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Didi Satiadi mengatakan Webinar Nasional Sains Atmosfer 2020 yang mengusung tema "Sinergi Nasional dalam Sains dan Teknologi Atmosfer serta Aplikasinya untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan" merupakan kegiatan yang mempertemukan para peneliti, perekayasa, dan pengambil kebijakan, untuk membahas isu nasional terkini berkaitan dengan sains dan teknologi atmosfer serta aplikasinya di berbagai sektor.

Kegiatan itu bertujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian sains dan teknologi pengamatan atmosfer serta aplikasinya dari para peneliti atmosfer.

Kegiatan itu juga dapat dimanfaatkan untuk membangun jejaring dan memperkuat sinergitas nasional berkaitan dengan sains dan inovasi teknologi atmosfer serta aplikasinya untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals).

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaluddin mengatakan webinar itu penting untuk mendorong kolaborasi nasional juga internasional untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Indonesia telah ditunjuk sebagai tuan rumah untuk evaluasi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di lingkup Asia Pasifik terkait dengan teknologi keantariksaan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler