Sidebar

Uji Coba Vaksin Covid-19 akan Diadakan di Arab Saudi

Friday, 17 Jul 2020 22:57 WIB
Uji Coba Vaksin Covid-19 akan Diadakan di Arab Saudi. Foto: Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arab Saudi akan memainkan peran penting dalam pengembangan vaksin Covid-19 Rusia yang telah diklaim menunjukkan hasil yang menjanjikan pada fase pertama percobaan manusia.

Uji coba selama sebulan terhadap 38 orang berakhir pada pekan ini, dan uji coba fase II yang melibatkan 100 orang sedang berlangsung. Mengutip informasi dari Arabnews, Kirill Dmitriev, CEO Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) mengatakan, Arab Saudi bisa menjadi bagian dari fase III, yang melibatkan ribuan orang, dan diperkirakan akan dimulai pada Agustus mendatang.

“Kami tidak hanya membahas tahap ketiga uji klinis vaksin Rusia di Arab Saudi,” kata Dmitriev. “Orang-orang Saudi telah membeli obat kami, Avifavir, dan kami juga sedang mendiskusikan dengannya (Arab Saudi) tentang produksi vaksin Rusia di wilayahnya,” lanjutnya.

Baca Juga


Avifavir adalah obat yang digunakan untuk mengobati bentuk parah influenza, yang diklaim terbukti efektif dalam uji klinis untuk mengobati Covid-19. Vaksin ini dikembangkan oleh Institut Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya di Moskow, bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Rusia.

Pihak berwenang Saudi dikabarkan baru-baru ini membeli persediaan alat uji Covid-19 dari Rusia. RDIF dan Kerajaan telah bekerjasama dalam sejumlah proyek investasi. Dmitriev menyambut kolaborasi yang sedang berlangsung dan memuji kemitraan Saudi-Rusia sebagai contoh yang baik dari interaksi positif antar negara.

“Kami percaya bahwa Arab Saudi adalah mitra penting bagi Rusia dan kami menganggap bahwa kami memiliki kerjasama yang sangat baik mengenai vaksin,” katanya, seraya menambahkan bahwa uji klinis dapat dilakukan di Kerajaan. “Kami siap juga untuk membahas produksi obat-obatan (di Arab Saudi) dengan mitra Saudi kami,” tambahnya.

Dmitriev menyatakan, uji coba awal menunjukkan vaksin tersebut aman. Dia berharap vaksin itu akan disetujui untuk digunakan di Rusia pada Agustus. Jika demikian, itu bisa menjadi vaksin pertama yang disetujui di dunia. Rusia berencana memproduksi 30 juta dosis dalam negeri pada tahun ini, ditambah lagi 170 juta dosis di tempat-tempat lain di dunia, termasuk Amerika Latin dan Timur Tengah.




Berita terkait

Berita Lainnya