Studi: Sebagian Perempuan Kebal dari Rasa Sakit Melahirkan
Hilangnya rasa sakit karena adanya gen yang bertindak sebagai epidural alami.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua orang tahu bahwa proses melahirkan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Tapi, sebuah studi baru menemukan bahwa beberapa wanita benar-benar kebal terhadap rasa sakit saat melahirkan. Itu terjadi karena adanya gen yang bertindak sebagai epidural alami.
Para peneliti dari Universitas Cambridge mengatakan, varian genetik itu kemungkinan membatasi kemampuan sel-sel saraf untuk mengirim sinyal rasa sakit. Diperkirakan 1 dari 100 wanita membawa varian genetik yang mengalahkan rasa sakit.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cell Reports ini melibatkan sekelompok wanita yang direkrut dan dikarakterisasi oleh para ilmuwan Universitas Cambridge. Peserta adalah perempuan yang melahirkan anak pertama secara normal, tidak meminta bantuan selama persalinan, juga tidak merasakan sakit.
Dr Michael Lee, dari Divisi Anestesi, melakukan sejumlah tes "rasa sakit" kepada para wanita kelompok uji. Misalnya dengan merasa panas, tekanan pada lengan dan meminta mereka terjun ke air dingin.
Hasilnya, kelompok uji menunjukkan ambang nyeuri yang tinggi untuk semua tes rasa sakit. Kekebalan terhadap rasa nyeuri itu dinilai lebih besar dibandingkan dengan kelompok wanita yang mengalami kelahiran serupa dan diberi obat penghilang rasa sakit.
"Ketika kami menguji wanita-wanita ini, jelas ambang rasa sakit mereka umumnya jauh lebih tinggi daripada wanita lain," kata Dr Lee seperti dilansir laman Tyla, Kamis (23/7).
Profesor Geoff Woods dari Institut Penelitian Medis Cambridge, menemukan bahwa wanita yang berada dalam kelompok uji memiliki prevalensi gen langka yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, bernama KCNG4. Hanya satu persen dari populasi wanita yang benar-benar memiliki varian genetik yang mengontrol sinyal listrik di sel saraf seseorang.
Namun Dr Ewan St John Smith, co-penulis studi menjelaskan bahwa varian genetik yang ditemukan pada wanita kelompok uji mengarah pada kelainan (cacat) dalam pembentukan sakelar pada sel-sel saraf. Sekarang, para ilmuwan berharap gen ini bisa diadopsi sebagai salah satu solusi untuk mengurangi rasa sakit saat melahirkan bagi semua wanita.