Lima Kementerian Siap Tangani Anggaran Food Estate

Kementan sendiri mengalokasikan anggaran khusus tahun 2020 sebesar Rp 180 miliar

Kementan RI
Presiden Joko Widodo, Menhan Prabowo Subianto dan Mentan Syahrul Yasin Limpo meninjau Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kamis (9/7). Desa ini merupakan salah satu titik lahan yang terpilih untuk digunakan dalam pengembangan program food estate.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Proyek food estate atau lumbung pangan tengah digencarkan pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Proyek ini digadang-gadang bakal menggunakan konsep pertanian modern berbasis dan diyakini akan meningkatkan produksi komoditas pangan pokok bagi masyarakat.


Food estate pertama yang tengah digarap yakni di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah seluas 30 ribu hektare (ha) tahap awal. Rencana total luasan dari proyek ini mencapai 164,5 ribu hektare (ha).

Setidaknya ada lima kementerian yang terlibat, yakni Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,  Kementerian Pertahanan.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menuturkan, Kementan sendiri telah mengalokasikan anggaran khusus tahun 2020 sebesar Rp 180 miliar. Tentunya Didukung dengan anggaran dari tiga kementerian lainnya sesuai tugas masing-masing. Namun, ia menekankan koordinasi anggaran akan berada di bawah Kemenko Perekonomian.

"Tahun ini kita siap untuk 30 ribu hektare dan kami sudah siap dengan jenis bibit padi yang akan kita pakai disana. Tidak coba-coba lagi. Kita yakinkan sudah tervalidasi," katanya beberapa waktu lalu.

Proyek kedua, yakni food estate khusus komoditas hortikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara seluas 4.000 hektar. Proyek tersebut rencananya hanya fokus untuk tiga komoditas hortikultura, yakni kentang industri, cabai, dan bawang putih.

Food estate ini diketahui tengah menggaet lima perusahaan swasta untuk ikut berinvestasi. Kelimanya yakni PT Indofood Sukses Makmur, PT Wings Food, PT Calbee Wings Food, PT Champ, serta PT Great Giant Pineapple.

Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Retno Sri Hartati, menuturkan, soal anggaran hingga saat ini masih dalam penyusunan proposal dan konsolidasi lintas pemangku kepentingan. Termasuk, dengan mitra industri yang nantinya bakal menjadi penyerap hasil panen.

Dari tiga komoditas itu, kentang industri menjadi yang utama. Sebab, kualitas varietas kentang yang dikembangkan diklaim mampu bersaing dengan produk impor yang berkualitas tinggi. "Ini juga bagian dari upaya mempromosikan varietas kentang karya anak bangsa," kata dia.

Adapun yang terakhir, yakni pilot project food estate beras di Kabupaten Subang, Jawa Barat dengan luasan sekitar 1.000 ha. Kementan masih dalam penyusunan kebutuhan anggaran, namun telah menggaet perusahaan swasta untuk ikut berinvestasi.

Terakhir yakni pilot project food estate di Kabupaten Subang, Jawa Barat seluas 1.000 hektare. Proyek itu menggunakan konsep corporate farming dari hulu ke hilir. Proyek ini digarap langsung oleh empat BUMN  PT RNI (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero), dan PT Pupuk Kujang.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyatakan anggaran proyek itu bersumber dari masing-masing BUMN. Dengan kata lain, Kementerian BUMN tidak menganggarkan secara khusus pilot project tersebut. "Mereka yang atur pengalokasian antar BUMN," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler