Uji Klinis Vaksin Tahap 3 Disetujui, Pendaftaran Dibuka

Calon peserta akan dilakukan tes usap dan rapid test dulu

Ted S. Warren/AP
Seorang pasien menerima uji coba vaksin yang berpotensi menjadi vaksin Covid-19.
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komite etik penelitian Universitas Padjajaran (Unpad) menyetujui pelaksanaan uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3. Selanjutnya, tim penelitian uji klinis akan membuka pendaftaran bagi masyarakat yang hendak menjadi relawan terhitung Senin (27/7) hingga 31 Agustus mendatang.


Pendaftaran bisa dilakukan dengan menghubungi Unit Riset Klinis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Lantai 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung pada saluran telepon 022-2034471 atau whatsapp 08112214235.

"Benar, sudah (disetujui)," ujar ketua tim penelitian uji klinis Covid-19 Unpad, Prof Kusnandi Rusmil melalui keterangan yang diterima, Senin (27/7). Ia mengatakan relawan yang bisa mengikuti uji klinis harus berusia antara 18-59 tahun, sehat dan mematuhi protokol kesehatan dan pembatasan fisik.

Manajer Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Inovasi dan Kerjasama FK Unpad Profesor Kusnandi Rusmil menyampaikan pemaparan saat jumpa pers uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Penddikan (RSP) Unpad, Jalan Prof. Eyckman, Kota Bandung, Rabu (22/7). Sebanyak 2.400 vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd, China, tiba di Indonesia. Vaksin tersebut akan diuji klinis kepada 1.620 sukarelawan yang berlangsung selama enam bulan di laboratorium milik PT Bio Farma (Persero) dan tim Fakultas Kedokteran Unpad. Foto: Abdan Syakura/Republika - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Menurut dia, calon peserta juga tidak memiliki riwayat positif Covid-19. Oleh karena itu, ia mengungkapkan calon peserta yang mengajukan diri menjadi relawan akan di uji usap dan rapid tes untuk memastikan kondisi yang bersangkutan.

"Calon peserta akan mendapatkan tes swab maupun tes rapid secara cuma-cuma," katanya. Kusnandi melanjutkan kondisi relawan pun harus sehat dibuktikan tidak mengalami penyakit ringan, sedang atau berat.

Selain itu,  calon peserta tidak memiliki riwayat penyakit asma dan alergi terhadap vaksin dan tidak memiliki kelainan atau penyakit kronis seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, epilepsi atau penyakit gangguan syaraf lainnya.

Menurut dia, calon peserta pun tidak memiliki kelainan darah atau riwayat pembekuan darah, tidak memiliki penyakit infeksi lain dan demam, serta tidak memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun."Suhu tubuh calon pendaftar juga tidak boleh melebihi 37,5 derajat celcius. Calon peserta bukan wanita hamil atau berencana hamil selama periode penelitian dan tidak sedang menyusui. Calon peserta juga tidak sedang ikut atau akan diikutsertakan dalam uji klinis lain," katanya.

Kusnandi mengatakan calon peserta pun tidak mendapat munisasi apa pun dalam waktu 1 bulan ke belakang atau akan menerima vaksin lain dalam 1 bulan ke depan. Termasuk calon peserta berdomisili di Kota Bandung dan tidak berencana pindah dari lokasi penelitian sebelum penelitian selesai dilaksanakan.

Kusnandi menegaskan empat belas hari sebelum dimulainya penelitian, peserta tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien Covid-19, tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien yang menunjukkan demam atau gejala sakit saluran pernapasan yang berdomisili di daerah atau komunitas yang terdampak Covid-19. Peserta juga tidak memiliki dua atau lebih kasus demam atau gejala saluran pernapasan di daerah dengan lingkup kecil, seperti rumah, kantor, dan sekolah.

"Sebanyak 1.620 relawan dibutuhkan dalam proses uji klinis vaksin. Namun, tidak semua peserta akan disuntikkan vaksin. Sebanyak 540 orang akan disuntikkan vaksin, sedangkan sisanya akan mendapat cairan plasebo. Penentuan pemberian vaksin atau plasebo akan dilakukan secara acak," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler