BCA Revisi Pertumbuhan Kredit jadi Dua Persen
Awalnya, BCA menargetkan pertumbuhan kredit tujuh sampai delapan persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk merevisi pertumbuhan kredit sebesar satu persen sampai dua persen pada akhir tahun ini. Adapun awal rencana perusahaan memperkirakan pertumbuhan kredit sebesar tujuh persen sampai delapan persen pada akhir tahun ini.
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan perusahaan masih optimistis pertumbuhan kredit bisa positif di tengah pandemi Covid-19 hingga akhir tahun ini.
“Saat ini kami positif melihat by segment kredit tumbuh bisa positif satu persen sampai dua persen,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (27/7).
Sepanjang paruh pertama, BCA membukukan kredit korporasi senilai Rp 257,9 triliun atau meningkat 17,7 persen yoy, sementara kredit komersial dan UKM turun 0,9 persen yoy menjadi Rp 184,6 triliun. Adapun total portofolio kredit konsumer turun 5,1 persen yoy menjadi Rp 146,9 triliun.
Pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh flat 0,3 persen yoy menjadi Rp 91,0 triliun dan KKB turun 11,9 persen yoy menjadi Rp 42,5 triliun. Saldo outstanding kartu kredit turun 18,6 persen yoy menjadi Rp 10,6 triliun akibat penurunan konsumsi domestik.
Di tengah berbagai tantangan yang sedang dihadapi, BCA tetap mampu menjaga permodalan pada posisi yang solid dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) berada pada level 22,9 persen, jauh di atas batas rasio yang ditetapkan oleh regulator.
Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tercatat sebesar 2,1 persen, sedangkan pada Juni 2019 sebesar 1,4 persen. BCA membukukan rasio pengembalian terhadap aset (ROA) 3,1 persen dan pengembalian terhadap ekuitas (ROE) 15,6 persen pada semester satu 2020.