Menjadi Relawan Haji Kehormatan Besar Bagi Warga Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Meski pandemi Covid-19 telah mempengaruhi banyak hal, budaya menjadi sukarelawan tetap kuat di Arab Saudi. Warga Arab Saudi dengan sukarela melayani tamu Allah SWT dari seluruh dunia.
Direktur Umum Sukarelawan di Kementerian Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Sosial, Mashael Al-Mubarak, mengatakan Kerajaan Saudi telah memberikan perhatian khusus untuk masalah kesukarelaan sekaligus organisasi dan stimulasinya, meski ada krisis.
"Kerja sukarela membawa wawasan, harapan dan aspirasi baru dalam pandemi ini. Melakukan pekerjaan sukarela melambangkan solidaritas dan kerja sama antara anggota masyarakat," katanya dilansir di Arab News, Jumat (31/7).
Pentingnya pekerjaan sukarela berasal dari peran aktif dalam mengembangkan masyarakat dengan memperkuat kepemilikan warga negara, menginvestasikan energi manusia dan mengarahkan mereka untuk melayani umat Muslim dengan mengandalkan prinsip kerja sama, kemitraan dan kreativitas. Ia menyebut tujuan dari sukarelawan adalah memahami efek positif berkontribusi secara efisien pada upaya kolektif serta melayani isu-isu yang memengaruhi berbagai segmen masyarakat Saudi.
Pemerintah Saudi membuat pekerjaan sukarelawan menjadi poros penting dalam rencana Visi 2030 Kerajaan. Hal itu dimasukkan dalam tiga program penting, Program Transformasi Nasional 2020, Program Realisasi Pengayaan Visi Karakter Nasional dan Program Doyof Al-Rahman.
"Relawan memainkan peran yang sangat penting dalam berkontribusi menghadapi pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh dunia dan mengurangi efek negatifnya dengan beberapa layanan. Yang paling penting adalah Platform Kerja Relawan," kata Al-Mubarak.
Platform ini dirancang menjadi pelopor dalam pekerjaan sukarela menghadapi dampak pandemi. Platform dicirikan sebagai inkubator Saudi untuk pekerjaan sukarela menyediakan lingkungan yang aman, melayani dan mengatur hubungan antara agen-agen yang menyediakan peluang sukarelawan di Kerajaan.
Jumlah penerima terdaftar di platform ini telah melampaui 228 ribu. Mereka berasal dari lebih 2.600 organisasi.
Al-Mubarak mencatat kementerian juga telah meluncurkan pedoman manual sukarela menghadapi krisis dan bencana dengan Covid-19 sebagai model. Panduan praktis juga dihadirkan untuk membantu mengarahkan entitas dan individu dalam upaya sukarela mengatasi akibat dari krisis yang ada.
“Panduan ini berfokus pada pandemi di Kerajaan dan bagaimana mencapai pejabat resmi, yang dengannya mereka dapat menjadi sukarelawan selama periode ini,” ujarnya.
Administrasi Umum Pekerjaan Sukarela Kementerian Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Sosial memiliki kepercayaan mencapai satu juta sukarelawan pada 2030. Mereka akan berkontribusi pada kemajuan dan rekonstruksi negara.
"Pada 2020, mengingat pandemi Covid-19, jumlah relawan mencapai 61.753, menerapkan 2.279.182 jam relawan melalui 22.665 peluang," ujarnya.
Sementara itu, CEO komunitas sukarelawan, Raed Al-Maliki, mengatakan sukarelawan adalah satu-satunya pekerjaan yang mencerminkan sifat memberi. Pekerjaan ini dilakukan dengan keinginan sukarela dari sukarelawan melayani komunitas mereka.
Di Arab Saudi, kerja sukarela telah menjadi subjek minat dan kepercayaan kepemimpinan dalam 10 tahun terakhir. Beberapa sektor pemerintah telah meluncurkan serangkaian inisiatif yang berkontribusi memberdayakan dan melibatkan sukarelawan, terutama di bidang melayani jamaah haji, yang bagi setiap umat Muslim dianggap sebagai kehormatan besar.
Al-Maliki mengatakan, setiap tahunnya sebelum musim haji, arus relawan yang ingin membantu untuk pelaksanaan ibadah ini meningkat. Namun, tahun ini terjadi perbedaan karena Covid-19. Keberadaan pandemi juga membutuhkan inisiatif baru dan berbeda, seperti sterilisasi, langkah-langkah jaga jarak sosial dan pendidikan bagi jamaah tentang keselamatan kesehatan.
“Saya percaya platform yang menyatukan semua inisiatif terkait layanan di Masjidil Haram dan pengunjung Masjid Nabawi harus diluncurkan, untuk mengatur upaya sukarela di musim Haji dan Umrah. Platform ini akan diawasi oleh program yang melayani para tamu Tuhan, diresmikan oleh Raja Salman pada tahun 2019 dan menjadi salah satu dari program Saudi Vision 2020," kata Al-Maliki.
Program tersebut lantas berperan menganalisis dan mengidentifikasi kebutuhan akan sukarelawan. Caranya dengan melibatkan mereka dalam peluang sukarela milik organisasi nirlaba guna memberikan kesempatan berpartisipasi melayani para peziarah dan mencapai tujuan pengembangan program.
Melalui organisasi ini, para sukarelawan dapat melakukan pekerjaan mereka dengan mudah dan aman tanpa kesulitan mencari kebutuhan sukarela mereka. Pekerja sukarelawan juga tidak akan terpapar eksploitasi atau kehilangan hak, karena platform ini menjadi penghubung dan penjamin semua pihak, serta koordinator hubungan mereka.
“Komunitas sukarelawan telah berkontribusi selama dua tahun terakhir untuk memberdayakan lebih dari 3.500 sukarelawan melalui proyek 'Tamkeen', yang bertujuan memenuhi syarat para pemimpin sukarelawan. Kami juga meluncurkan layanan konseling sukarela, yang menyediakan 1.200 sesi konseling sukarela dalam satu tahun," lanjutnya.
Sementara itu, anggota Dewan Wali Amanat Pusat Dialog Nasional Raja Abdul Aziz, Ghada Al-Ghunaim, mengatakan masyarakat Saudi memiliki semangat tinggi terhadap pekerjaan sukarela. Mereka juga memiliki pengalaman dan keahlian yang luas, baik di dalam Kerajaan maupun di luar negeri.
Al-Ghunaim menambahkan hal terpenting dalam usaha mengatur kesukarelaan adalah kehadiran badan resmi yang melindungi pekerjaan ini. Badan resmi akan mengatur dan memastikan keandalannya.
Ibadah haji tahun ini tidak akan lepas dari pentingnya mengorganisir kesukarelaan, meskipun jumlah peziarah berkurang drastis. "Relawan diharapkan dilatih tentang cara bertindak, tindakan pencegahan, selain bertindak hati-hati dan bertanggung jawab," katanya.
https://www.arabnews.com/node/1712431/saudi-arabia