Beirut Lebanon Bak Zona Perang, 200 Ribu Orang Hilang Rumah
Banyak negara telah menawarkan bantuan untuk Lebanon.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Ledakan yang terjadi di Beirut Lebanon terbilang sangat dahsyat. Ledakan membuat kerusakan yang tak tanggung-tanggung. Sebanyak 200 ribu hingga 250 ribu warga kehilangan tempat tinggal akibat ledakan tersebut.
Akses terhadap pasokan makanan, air maupun sanitasi juga terganggu. Wali Kota Beirut Jamal Itani mengatakan kepaa Reuters, Beirut telah berubah seperti zona perang. "Ini seperti zona perang, saya tak bisa berkata-kata lagi," ujarnya saat mengunjungi lokasi ledakan seperti dilansir Aljazirah, Rabu (5/8).
Banyak negara di kawasan Timur Tengah, Asia, maupun Eropa yang menawarkan bantuan untuk Lebanon. Prancis misalnya telah mengirimkan dua pesawat militer ke Lebanon untuk proses pencarian dan penyelamatan.
Sebuah ledakan besar mengguncang pusat kota Beirut pada Selasa (4/8) waktu setempat. Saksi mata Reuters mengatakan ledakan terjadi di pelabuhan dan telah melukai banyak orang akibat terkena kaca pecah dan balkon runtuh karena benturan dari ledakan itu.
Kantor berita pemerintah Lebanon NNA dan dua sumber keamanan mengatakan ledakan itu terjadi di daerah pelabuhan di mana ada gudang yang menampung bahan peledak. Belakangan ada yang mengaitkan sumber ledakan berasal dari ribuan amonium nitrat di pelabuhan.
"Saya melihat bola api dan asap mengepul di atas Beirut. Orang-orang berteriak dan berlari, ada yang berdarah. Balkon bangunan hancur. Kaca di gedung-gedung tinggi hancur dan jatuh ke jalan," kata seorang saksi mata Reuters. Sedikitnya 100 orang meninggal akibat ledakan tersebut.