Italia Turut Cemas Lihat Penyebaran Virus Corona di AS

AS telah mencatat infeksi virus corona hingga lebih dari 5 juta kasus

EFE/CARLO COZZOLI/FOTOGRAMMA
Penumpang diperiksa saat tiba di Stasiun Pusat untuk naik kereta setelah pembukaan kembali perbatasan regional di tengah pelonggaran pembatasan selama Fase 2 darurat coronavirus, di Milan, Italia, 03 Juni 2020.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Jumlah kasus infeksi virus corona di Amerika Serikat (AS) sudah mencapai lebih dari 5 juta. Negara terkuat di dunia itu terlihat gagal menahan laju penyebaran virus. Italia cukup cemas melihat upaya AS menanggulangi pandemi.

Baca Juga


Italia tidak siap saat wabah virus corona meledak pada bulan Februari lalu. Hingga kini anggota Uni Eropa itu masih menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus kematian Covid-19 terbanyak di dunia.

Namun, setelah karantina nasional yang ketat selama 10 pekan, pelacakan klaster wabah yang agresif, patuhnya warga memakai masker, dan peraturan pembatasan sosial, Italia menjadi salah satu negara yang menjadi contoh dalam penanggulangan pandemi virus corona.

"Tidakkah mereka peduli dengan kesehatan mereka, mereka harus ambil tindakan pencegahan kami, mereka membutuhkan karantina nasional yang nyata," kata salah seorang warga Italia di Roma, Patrizia Antonini, Senin (10/8).  

AS memiliki keunggulan dibandingkan Eropa yang lebih dulu terdampak pandemi virus corona. Negeri Paman Sam dianggap dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan medis dari Eropa mengenai bagaimana merawat pasien yang terinfeksi.

Sebab, virus corona tidak menahan laju penyebarannya sendiri saat pasien mulai memenuhi ruang unit gawat darurat. Setelah empat bulan wabah virus corona merebak di AS, berdasarkan perhitungan Johns Hopkins University angka kasus infeksi di Negeri Paman Sam sudah mencapai lebih dari 5 juta.

Pejabat kesehatan yakin angka sebenarnya mungkin lebih tinggi 10 kali lipat atau mencapai 50 juta. Sebab tes yang terbatas dan fakta sekitar 40 persen orang yang terinfeksi tidak mengalami gejala apa pun.

"Kami orang Italia selalu melihat Amerika sebagai contoh, tapi dengan virus ini kami melihat negara itu sangat rentan, dengan infrastruktur yang buruk dan sistem kesehatan yang tidak ada," kata kolumnis surat kabar Italia Corriere della Sera, Massimo Franco.

AS yang sudah mengkonfirmasi 160 ribu kasus kematian berada di peringkat pertama sebagai negara dengan kasus kematian tertinggi di dunia. Tapi masih banyak warganya yang menolak memakai masker dengan alasan politis.

Negara-negara Eropa pun melarang wisatawan atau pengunjung dari AS masuk ke negara anggotanya. Prancis dan Jerman sudah mewajibkan semua pengunjung yang datang dari 'negara risiko tinggi' termasuk AS untuk menjalani pemeriksaan.

"Saya sangat sadar hal ini berdampak pada kebebasan individu, tapi saya yakin ini intervensi yang dapat dibenarkan," kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn, pekan lalu. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler