Sidebar

Tantangan Mencari Makanan Halal Ketika di Lubjana

Thursday, 13 Aug 2020 15:07 WIB
Ibu kota Slovenia, Lubjana.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Slovenia dengan ibu kota Lubjana adalah salah satu kota terindah di wilayah pecahan Yugoslavia. Namun, berkunjung ke sana tidak terlalu nyaman bagi Muslim. Restoran halal masih terbatas dan masjid pun hanya satu dan baru berdiri beberapa tahun lalu.

Sebenarnya masyarakat ini tidak asing kepada Islam. Sebab, wilayah ini dahulunya adalah di bawah kekuasaan Ottoman, Turki. Namun, akibat terlalu lama menjadi negara komunis maka secara perlahan ajaran Islam hilang dari benak warganya. Sebagian orang tua -- itu pun masih keturunan Turki-- ketika ditemui disebuah restoran masih bisa mengingat beberapa penggal surat Alfatihah.

''Saya hanya bisa mengingat begini saja. Itu pun dulu dari kakek saya,'' kata seorang penjaga restoran makanan Turki di Lubjana.

Restoran ini pun selalu ramai. Apalagi juga menjad tujuan para wsiatawan Muslim yang datang ke Lubjana. Memang tak ada tempat khusus untuk shalat. Tapi pemilik restoran tak keberatan bila berandanya dipakai untuk shalat.

Akibat shalat di Belanda restoran jangan heran bila anda shalat jadi tontonan. Shalat di sana memang jadi pemandangan aneh publik. Maka jangan heran bila anda shalat sementara penontonnya gadis cantik berambut pirang dengan pakaian terbuka. Dia menonton orang shalat dengan santai saja sembari duduk bersilang mengangkat kaki di kursi serta merokok. Maka anda harus kuat iman meski hati kebit-kebit.

Namun sebagai tempat tujuan turis negara asal isteri Presiden Amerika Serikat, Ivanka Trump, sangat nyaman. Tak ada hiruk pikuk. Tak ada macet dan tak ada bunyi klakson mobil. Wilayah ini mirip tempat pensiunan. Udara sejuk dan sayuran segar tersedia luas. Murbai yang besar dan tomat yang ranum sangat menantang untuk dimakan.

Dan kini, makanan dan restoran --bahkan hotel syariah--- mulai dikenal di sana. Banyak perusahaan makanan dengan sertifikat halal di sana, seperti Žito, MP ALPE, Perutnina Ptuj, Pivka perutninarstvo, Celjske mesnine, Hiša začimb, Podravka, Pekarna Pečjak, Mesnine dežele Kranjske, Panvita Agromerkurekar, Kras, importir Revita Slovenia Novus Spirmerce, Pomurscom, Pomurscom , dan Costella.

Komunitas Islam di Republik Slovenia dan Komunitas Muslim Slovenia, yaitu kedua organisasi keagamaan Islam di Slovenia, telah memberikan sertifikat halal, yang menegaskan kesesuaian daging dan produk daging yang akan dikonsumsi, ke rumah pemotongan hewan Slovenia berikut ini: Agromerkur, Celjske mesnine, Kras, Pivka Perutninarstvo, dan Perutnina Ptuj.



Banyak produk halal di rak toko


Anda juga dapat menemukan banyak produk halal di rak-rak toko Slovenia. Ini termasuk produk dari Ecco Verde, Mineral - nutrisi untuk tanaman di bawah merek Planet zdravja, produk tersedia melalui toko online Pekis.si, lidah buaya dari distributor independen FOREVER Living Products Slovenija (Laura Bežjak), pasta gula dari importir Art-Pe, permen Jaffa Munchmallow, gula dari Kroasia, daging Ave dan produk daging lainnya, kapsul minyak ikan Softgel, koenzim Q10 mikro aktif dari Valeo Vita.

Ada juga produk halal lain, misalnya minyak rami organik dari Minyak Rami Kanada, dan keju segar ABC. Pedagang yang menjual produk halal termasuk Spar, Tuš, E. Leclerc, Mercator, dan Hofer, dan restoran termasuk restoran Arab Habibi di Ljubljana, Harambaša di Ljubljana, Okrepčevalnica 10 v pol di Koper, restoran Turki Yildiz Han di Ljubljana, dan Saraj di Ljubljana.

Hotel juga memiliki sertifikat halal

Selain toko daging halal halal, Slovenia juga memiliki hotel yang menyediakan makanan sesuai standar halal atau disediakan oleh produsen halal bersertifikat.

Nevzet Porić, sekretaris jenderal Komunitas Islam di Republik Slovenia, yang bertanggung jawab atas penerbitan sertifikat halal, menjelaskan bahwa fasilitas wisata antara lain harus menyediakan sajadah dan Alquran bagi para tamu, serta menandai arah ke Makkah. di area akomodasi mereka.

Mereka juga dilarang menawarkan minuman beralkohol di area akomodasi. Hotel dengan sertifikat ini antara lain: Habakuk di Maribor, Terme Krka di Dolenjske Toplice, Thermana Laško, Grand Hotel Union di Ljubljana, Hotel Aleksander di Rogaška Slatina, dan Hotel Betnava di Maribor.

Bahkan ada artikel media yang menunjukkan bahwa Slovenia kini menjadi sebuah masyarakat dengan dasar Kristiani, telah sepenuhnya ditaklukkan oleh budaya Muslim. Bagi mereka ini agak mengecewakan mengingat ketika mengunjungi negara-negara Muslim mereka harus menghormati budaya dan adat istiadat Muslim yang dikunjunginya. Ini mengesankan orang Eropa seperti pelayan.

Tapi ya apa boleh buat: demi uang kan bisa saja dilakukan?

Berita terkait

Berita Lainnya