Vaksin Rusia akan Diuji di 5 Negara, Termasuk Arab Saudi

Lebih dari 40 ribu tes akan diluncurkan pada pekan depan di Rusia.

Alexander Zemlianichenko Jr/ Russian Direct
Dalam foto dari Russian Direct Investment Fund, (6/8), tampak vaksin baru dari Nikolai Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Moskow, Rusia. Negara Rusia, Selasa (11/8), mengumumkan menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 untuk puluhan ribu warganya. Pengembangnan vaksin Rusia padahal dianggap belum selesai di level uji klinis.
Rep: Umar Mukhtar Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Rusia dilaporkan sedang mempersiapkan program uji vaksin Covid-19 terbesar di lima negara, termasuk Arab Saudi. Pengusaha Rusia Kirill Dmitriev yang memimpin pengembangan vaksin, mengatakan Saudi akan menjadi salah satu negara yang akan menguji pengobatan Covid-19 dengan vaksin bernama Sputnik V itu.

Lebih dari 40 ribu tes akan diluncurkan pada pekan depan di Rusia. Pengujian tersebut rencananya akan diperluas hingga ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Filipina, India dan Brasil. "(Ini menjadi) salah satu uji coba terbesar yang sedang berlangsung di dunia," kata dia dilansir di Arab News, Jumat (21/8).

Dmitriev, yang merupakan kepala eksekutif Dana Investasi Langsung Rusia yang memiliki hubungan dekat dengan Saudi, mengatakan dia sedang dalam pembicaraan dengan Kementerian Kesehatan Saudi. Dia juga sedang mengatur kunjungan pejabat dan ilmuwan ke pusat penelitian Moskow tempat vaksin telah dikembangkan. "Kami percaya bahwa Saudi akan menjadi mitra yang sangat kuat untuk kerja sama kami dalam vaksin Sputnik V," katanya.

Dmitriev menambahkan, vaksin itu telah ditinjau oleh "jurnal ilmiah besar" tetapi dia menolak menyebutkan nama jurnalnya. Jurnal ini, kata dia, akan segera memberikan hasil yang positif. Dia pun berjanji akan lebih banyak merilis data tentang aspek ilmiah dari vaksin itu.

Vaksin Rusia dikembangkan berdasarkan pekerjaan sebelumnya yang dilakukan oleh lembaga penelitian Gamaleya di Moskow pada penyakit Ebola dan MERS dan bergantung pada adenovirus manusia. Hal ini menurut Rusia telah diuji dan dibuktikan bila dibandingkan dengan teknik Barat.

Dmitriev menjelaskan, teknik adenovirus manusia telah digunakan untuk jenis vaksin lain oleh jutaan personel militer AS dan telah disetujui oleh otoritas obat Amerika. "Adenovirus manusia adalah cara yang tepat dan cara teraman untuk pergi," tambahnya.

Vaksin Sputnik V terdaftar di Rusia dua pekan lalu sebagai vaksin anti-Covid-19 pertama yang diakui oleh pemerintah Rusia. Namun vaksin itu diragukan di Eropa dan AS karena belum melalui tahap kritis tahap 3 yang melibatkan pengujian skala besar pada manusia. Beberapa ilmuwan juga mengatakan tidak ada cukup data yang dirilis oleh Rusia tentang proses pengembangan vaksin itu.

Kementerian Kesehatan Saudi sejauh ini belum mengomentari keterlibatannya dalam pengujian tersebut, tetapi Saudi sebelumnya mengatakan akan bersedia bekerja sama dalam setiap rencana yang layak untuk mengembangkan vaksin melawan virus.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler