Pertamina Perlu Bebenah untuk Kembalikan Performa
Pada semester I 2020, Pertamina membukukan kerugian.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semester pertama tahun ini, PT. Pertamina (Persero) terpaksa harus menelan kerugian karena dampak pandemi Covid-19. Komisi VII DPR RI meminta Pertamina untuk melakukan efisiensi di segala lini.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno menjelaskan dampak pandemi dan penurunan harga minyak dunia memang memukul telak perusahaan, hanya saja untuk bisa mencapai target di akhir tahun perusahaan perlu melakukan efisiensi dan mencari peluang usaha baru.
"Kami dari komisi 7 juga menghimbau agar Pertamina turut mengencangkan ikat pinggang dan melakukan efisiensi di segala lini dan turut mencari peluang usaha baru untuk mendongkrak pendapatan jangka pendeknya," ujar Wasekjen PAN kepada Republika.co.id, Senin (24/8).
Tak hanya melakukan efisiensi di segala lini, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menilai salah satu beban pertamina yang menyebabkan kerugian adalah adanya harga minyak dunia yang anjlok. Ia menilai untuk memitigasi hal ini Pertamina perlu melakukan renogisasi kontrak atas semua pekerjaan mereka.
Ia juga menilai Pertamina perlu melakukan refinancing utang agar beban bunga tak menambah beban usaha perusahaan. "Selain itu juga saya kira Pertamina harus melakukan renegoisasi kontrak terhadap semua pekerjaan mereka. Selain itu, salah satu cara dimana liability yang meningkat Pertamina saya kira perlu melakukan refinancing untuk mencari pinjaman dengan beban bunga yang lebih rendah," ujar Mamit kepada Republika.co.id, Senin (24/8).