Studi: Kecil Kemungkinan Anak Terkena Covid-19 Parah
Studi menyebut kematian akibat Covid-19 pada anak sangat jarang terjadi.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Anak-anak dan remaja jauh lebih kecil kemungkinannya terkena kasus infeksi Covid-19 yang parah dibandingkan dengan orang dewasa. Berdasarkan penelitian terbaru yang diterbitkan di Inggris, Kamis (27/8), kematian akibat Covid-19 pada anak-anak sangat jarang terjadi.
Penelitian yang dilakukan terhadap para pengidap Covid-19 yang dirawat di 138 rumah sakit di Inggris menyebutkan, kurang dari satu persen pasien adalah anak-anak. Di antara satu persen tersebut, enam di antaranya meninggal dunia. Semua anak yang meninggal tersebut sebelumnya menderita penyakit serius atau punya gangguan kesehatan.
"Kami yakin bahwa COVID sendiri tidak menyebabkan bahaya pada anak-anak dalam skala yang signifikan," kata Malcolm Semple, profesor pengobatan wabah dan kesehatan anak di Universitas Liverpool Inggris, yang ikut memimpin penelitian tersebut, melansir reuters, Jumat (28/8).
"Pesan yang paling kuat adalah bahwa (pada anak-anak dengan COVID-19) penyakit parah jarang terjadi, dan kematian semakin jarang -dan (orang tua) bisa nyaman bahwa anak-anak mereka tidak menghadapi bahaya secara langsung dengan kembali ke sekolah," ujarnya lagi dalam sebuah pengarahan.
Data global tentang penyebaran pandemi virus corona menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja hanya merupakan bagian satu hingga dua persen dari total kasus COVID-19 di seluruh dunia. Sebagian besar penularan pada pada anak-anak bersifat ringan atau tanpa gejala, dan hanya sedikit anak yang dilaporkan meninggal.
Untuk riset tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal medis BMJ, tim Semple meneliti data dari 651 bayi dan anak-anak di bawah 19 tahun, yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 antara 17 Januari dan 3 Juli. Enam anak yang meninggal semuanya memiliki "komorbiditas yang serius", kata para peneliti.
Jumlah tersebut, kata mereka, adalah tingkat kematian yang "sangat rendah" dibandingkan dengan 27 persen pada semua kelompok usia pasien COVID-19, yaitu dari 0-106 tahun, yang dirawat di rumah sakit selama periode yang sama. Sementara kemungkinan anak-anak untuk mengalami COVID yang parah adalah "kecil", kata para peneliti, anak-anak dari etnis kulit hitam dan dalam keadaan obesitas mengalami dampak secara tidak proporsional.
Keadaan yang sama ditemukan dalam penelitian sebelumnya pada orang dewasa. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa anak-anak dapat memiliki sekelompok gejala, termasuk sakit tenggorokan, mual, muntah, sakit perut, diare dan ruam, bersamaan dengan gejala-gejala COVID-19 --seperti demam, sesak napas, dan batuk.