Yoshihide Suga Muncul Sebagai Calon Kuat Pengganti Abe
Yoshihide Suga digadang-gadang jadi calon kuat pengganti Shinzo Abe
REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Letnan lama mantan perdana menteri Shinzo Abe, Yoshihide Suga, digadang-gadang menjadi pesaing kuat untuk menggantikan Abe sebagai PM Jepang. Abe merupakan PM yang paling lama menjabat di Jepang. Dia mengundurkan diri pada Jumat (28/8) akibat kondisi kesehatan yang memburuk.
Pengunduran itu memicu pemilihan umum (pemilu) internal untuk memilih ketua Partai Demokrat Liberal (LDP). Saat beberapa orang telah mendeklarasikan niatnya untuk maju dalam pencalonan ketua LDP, Suga sebenarnya mengaku tidak ingin jabatan itu. Namun komentar itu mendapat tanggapan dari media dalam beberapa hari terakhir sehingga dia menjadi sorotan publik.
"Mereka benar-benar akan mencoba membuat Suga menggantikan Abe dan melanjutkan pemerintahan Abe tanpa Abe," kata profesor ilmu politik Universitas Sophia, Koichi Nakano.
Dalam wawancara dengan Reuters pekan ini, Suga menekankan perlunya memacu pertumbuhan ekonomi melalui pengetatan pembatasan untuk menahan virus. Dia menunjuk pada kebutuhan untuk mempromosikan pariwisata.
"Kami perlu mempertimbangkan apa yang dapat kami lakukan untuk mencegah ekonomi jatuh," kata Suga di kantor parlemennya, di mana foto besar dirinya berdiri di samping Presiden AS Donald Trump dipajang.
Wawancara itu adalah bagian dari ledakan publisitas sebelum Abe mengumumkan pengunduran dirinya. Dia memberikan wawancara kepada setidaknya empat organisasi berita besar. Sebagai seorang politikus mandiri, Suga dipilih oleh Abe pada 2012 untuk peran penting sebagai sekretaris kabinet, bertindak sebagai juru bicara pemerintah, mengkoordinasikan kebijakan, dan memegang birokrat.
Pemenang pemungutan suara LDP hampir memastikan jabatan perdana menteri karena mayoritas partai di parlemen. Pemungutan suara menurut media domestik dapat diadakan sekitar 15 September. Pemenangnya akan menjalani sisa masa jabatan Abe sebagai kepala LDP yang berakhir pada September 2021.
Mantan menteri pertahanan Shigeru Ishiba (63 tahun) juga diprediksi maju dalam pencalonan ketua LDP. Sebagai kritikus Abe yang sudah lama, Ishiba populer di kalangan publik tetapi kurang populer di kalangan anggota parlemen partai.
Selain itu, mantan menteri luar negeri Fumio Kishida (63 tahun) yang lama dipandang sebagai pewaris favorit Abe, mengatakan dirinya akan mencalonkan diri dalam pemilihan partai. Kandidat potensial lainnya yakni Menteri Pertahanan Taro Kono (56 tahun) yang memiliki citra sebagai maverick dan Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi (64 tahun) yang memiliki reputasi sebagai negosiator tangguh.
Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi juga populer mencalonkan diri. Namun di usia 39 tahun dia dipandang oleh banyak orang masih terlalu muda.
Format pada keputusan pilihan para eksekutif partai untuk memilih pemimpin mereka berikutnya akan berdampak besar pada hasilnya. Keputusan tersebut diharapkan pada Selasa mendatang.
Biasanya, suara kepemimpinan dipegang oleh anggota parlemen LDP bersama dengan anggota partai akar rumput. Namun dalam kasus pengunduran diri mendadak, pemungutan suara yang luar biasa dapat dilakukan dengan peserta yang dipersempit menjadi anggota parlemen dan perwakilan dari partai lokal.
"Pemilu reguler memberi Ishiba kesempatan yang lebih baik,” kata Steven Reed, profesor emeritus di Universitas Chuo. Seperti diketahui, pada 2012 Ishiba mengalahkan Abe dalam pemilihan partai putaran pertama yang menyertakan anggota biasa. Namun ia gagal memenangkan mayoritas dan kalah dalam putaran kedua, ketika hanya anggota parlemen yang memberikan suara.
Ishiba juga bisa mendapat keuntungan jika anggota parlemen LDP memprioritaskan seorang pemimpin yang akan membantu partai mempertahankan mayoritas besar dalam pemilihan majelis rendah yang harus diadakan pada akhir Oktober 2021. Kendati demikian, desas-desus tentang Suga sebagai pesaing meluap pada April 2019 setelah ia meluncurkan nama era kekaisaran baru, Reiwa, untuk digunakan pada kalender Jepang setelah penobatan kaisar baru.
Namun tetap saja, anggota parlemen veteran memiliki citra lebih sebagai nakhoda di belakang layar daripada pemimpin garis depan. "Cap persetujuan akan datang melalui pembuatan kesepakatan di internal LDP, tetapi siapa pun yang menang harus membuktikan diri dengan memenangkan pemilihan umum berikutnya," kata Jesper Koll, penasihat senior manajer aset Wisdom Tree Investments.