Ancaman Krisis Air Bersih di Kuningan Terbantu Kemarau Basah
Ancaman krisis air bersih saat kemarau di Kuningan hingga kini belum terjadi
REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Ancaman krisis air bersih yang biasa terjadi pada musim kemarau di Kabupaten Kuningan hingga kini belum terjadi. Meski demikian, antisipasi tetap dilakukan.
"Secara laporan resmi (tentang desa yang mengalami krisis air bersih) hingga kini belum ada," ujar Sekretaris Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Ayip Sutrisno kepada Republika, Rabu (2/9).
Hujan pun pernah beberapa kali mengguyur wilayah Kabupaten Kuningan meski tengah berlangsung musim kemarau. "Sifat kemarau saat ini bersifat kemarau basah," terang Ayip.
Kemarau basah adalah keadaan pada musim kemarau ketika curah hujan yang terukur melebihi atau di atas rata-rata normalnya. Meski krisis air bersih belum terjadi, namun Ayip menyatakan instansinya terus memantau daerah-daerah yang berpotensi mengalami kondisi tersebut. Tak hanya itu, koordinasi dengan instansi terkait lainnya juga telah dilakukan.
Ketika ditanyakan mengenai desa-desa yang berpotensi mengalami ancaman krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini, Ayip memperkirakan kondisinya masih sama dengan tahun sebelumnya.
Adapun krisis air bersih pada musim kemarau 2019 melanda 19 desa yang tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Kuningan. Desa-desa tersebut yakni Cihanjaro, Simpayjaya, Sukasari, Segong, Cileuya, Cimahi, Jambugeulis, Baok, Ciwaru, Partawangunan, Kalimanggis Wetan, Kertawana, Legok, Cibulan, Cihideung Girang, Mearjaya, Bendungan, Cipedes, dan Sukarasa.
"Tetapi desa tetangganya masih bisa menjadi penyangga untuk kebutuhan air bersih. Artinya, masih bisa teratasi oleh lingkungan setempat," tandas Ayip.