Penasihat Trump: China Miliki Program Intervensi Pemilu AS

Ada laporan mengenai serangan peretasan yang mencoba mempengaruhi pemilu AS mendatang

AP / Andy Wong
Bendera Amerika Serikat dan China.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS)  Robert O’Brien mengatakan China menjadi negara yang paling aktif berupaya mengintervensi pemilihan umum AS. Tanpa memberikan bukti yang jelas, O'Brien mengatakan Negeri Tirai Bambu memiliki program terbesar yang bertujuan mempengaruhi politik AS.

"Kami tahu China telah mengambil peran yang paling aktif," kata O'Brien dalam konferensi pers, Sabtu (5/9).

Ia mengatakan China 'memiliki program paling masif untuk mempengaruhi politik Amerika' lalu disusul oleh Iran dan Rusia. Intelijen AS menemukan Rusia menggelar kampanye siber yang menguntungkan Donald Trump untuk mempengaruhi hasil pemilihan presiden 2016.

Selain itu juga sudah ada laporan mengenai serangan peretasan yang mencoba mempengaruhi pemilihan 3 November mendatang. Moskow membantan mengintervensi pemilihan presiden tahun 2016.

"Kami sudah menegaskan pada China, pada Rusia, pada Iran dan yang lainnya yang belum diungkapkan pada publik, siapa pun yang berupaya mengintervensi pemilihan Amerika akan menerima konsekuensi yang luar biasa," kata O'Brien.

Pada Rabu (3/9) lalu Jaksa Agung yang ditunjuk Trump, William Barr mengatakan dalam hal intervensi pemilihan umum ia yakin China lebih mengancam dibandingkan Rusia. Barr tidak menjelaskan maksudnya.

Pada bulan Agustus lalu O'Brien mengatakan Amerika telah mengetahui China meretas infrastruktur pemilihan umum AS. China selalu membantah tuduhan pemerintah AS. Washington kerap menuduh Beijing meretas perusahaan, politisi, dan badan pemerintahan Amerika.

Ketika ditanya mengenai pernyataan terbaru O'Brien, Kedutaan Besar China untuk AS menjawab dengan pernyataan Kementerian Luar Negeri China pada bulan lalu. Kementerian Luar Negeri China mengatakan Beijing tidak tertarik mengintervensi pemilu AS.

Usai membuat kesepakatan dagang dengan Beijing, Trump kerap mengakuh memiliki hubungan baik dengan Presiden China Xi Jinping. Tapi sepanjang kampanyenya untuk periode kedua ia selalu menyerang China. Ia juga menyalahkan Negeri Tirai Bambu atas pandemi virus korona.

Dalam pidatonya di Konvensi Nasional Partai Republik bulan lalu Trump mengatakan China mendukung calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden. Ia mengatakan China 'sangat ingin' Biden memenangkan pemilihan presiden.

O’Brien menolak mengungkapkan detail spesifik atas tuduhannya pada China. "Saya tidak akan masuk ke semua data intelijen, tapi kami menghadapi aktivitas China dan siber yang sangat luar biasa," katanya.

Ia menggambarkan intervensi China terhadap pemilihan umum di AS dilakukan 'tanpa henti'. "Kami tidak pernah melihat hal yang seperti ini, tidak ada yang seperti ini dalam Perang Dingin melawan Uni Soviet," tambahnya.

Baca Juga


sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler