Sidebar

Soekarno, Habibie: Dari Mana Orang Turki Tahu Indonesia?

Sunday, 13 Sep 2020 06:43 WIB
Presiden Soekarno saat berkunjung ke Turki.

REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL -- Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan ternyata bukan hanya berkesan bagi rakyat Indonesia, tapi juga bangsa Turki.


Omer Faruk Kose, warga Turki di provinsi Ankara, mengenal Indonesia yang telah merdeka dari kunjungan Presiden Soekarno ke Turki.

Dia punya kesan tersendiri terhadap bapak pendiri Republik Indonesia itu.

Seperti dilansir Anadolu Agency, pada 1959, dia menyaksikan kunjungan presiden pertama Indonesia itu ke Turki, di era pemerintahan Perdana Menteri Adnan Menderes.

Kose menjadi saksi mata bersama masyarakat Turki lainnya saat Soekarno tiba di Ankara, ibu kota Turki.

“Soekarno dari mobil terbuka memberikan salam kepada masyarakat yang menyambutnya di jalanan, saya memberikan tepuk tangan kepada mereka [Soekarno dan Menderes],” ungkap Kose kepada Anadolu Agency, pada Senin.

“Bagi saya, yang saat itu berusia 13 tahun, momen itu bagaikan perayaan hari raya. Saya memiliki kenangan seperti itu pada masa kecil saya,” ungkap Kose.

 

Usai mendapat kabar Soekarno akan datang ke Ankara, Kose tak ragu untuk menyambut kedatangannya di jalan dekat rumahnya yang menghubungkan pusat kota dengan Bandara Ankara.

“Kedatangan presiden Indonesia ke Turki saat itu menjadi kegembiraan tersendiri bagi kami. Pada saat itu saya tinggal di Ankara tak jauh dari bandara. Saat Soekarno tiba, kami ingin ikut menyambutnya,” sebut Kose.

Kose menuturkan PM Turki Menderes pada masa itu berusaha membangun hubungan baik dengan dunia Islam.

“Turki ingin mengubah haluan politik luar negeri karena pada zaman Perdana Menteri Ismet Inonu, Turki seolah menjadi negara bagian AS. Menderes berusaha mengubah arah itu ke geografi Islam. Dia juga mengundang pemimpin-pemimpin Islam ke Turki,” terang Kose.

Dia menuturkan saat itu dirinya dan masyarakat Turki ingin menyambut presiden dari saudara-saudara Muslimnya.

Masyarakat, lanjut Kose, juga menunggu kedatangan Soekarno kurang lebih tiga jam dan mereka ingin melihat Presiden Indonesia. Bendera Indonesia dan Turki juga dipasang di jalan-jalan.

“Saya juga ingat foto Menderes dan Soekarno dipajang bersebelahan," kata Kose yang mengaku sudah lima kali mengunjungi Indonesia ini.

Habibie - Erbakan

Selain Soekarno, masyarakat Turki juga mengenal sosok Presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie.

Menurut warga Istanbul Ali Cetin, rakyat Turki memiliki simpati khusus terhadap Habibie.

“Kami melihatnya sebagai pelopor dan pemimpin Muslim yang sukses,” ujar Cetin yang juga menuturkan Habibie berperan besar dalam pendirian Kelompok D-8 atau kelompok 8 negara berkembang bersama PM Turki Necmettin Erbakan.

Cetin bercerita bahwa Habibie memiliki hubungan persahabatan yang dekat dengan Erbakan sejak mereka kuliah satu kampus di Jerman.

Dia juga mengungkapkan hubungan Indonesia-Turki dimulai sejak abad ke-12 di mana ulama Turki datang ke Nusantara untuk menyebarkan ajaran Islam.

“Lalu pada era Sultan Salim, Ottoman mengirim pasukannya ke Aceh untuk membantu para Muslim melawan penjajah Portugis,” ujar Cetin.


Hubungan diplomasi kedua negara dimulai pada tahun 1950 era PM Adnan Menderes, tukas Cetin.

Mengutip tesis Ismail Ayhan dari Universitas Dicle, Presiden Indonesia Soekarno tiba di Ankara pada Jumat tanggal 24 April 1959 dengan rombongan besar.

Soekarno selama di Ankara menerima utusan negara asing dan sebuah parade militer diadakan di hipodrom kota pada Sabtu 25 April untuk menyambutnya.

Usai upacara penyambutan itu, Pemerintah Kota Ankara menganugerahkan Kewarganegaraan Kehormatan kepada Presiden Indonesia itu.

Kemudian, Soekarno pergi meninggalkan Ankara ke Istanbul dengan menggunakan kereta api.

Setelah disambut dengan upacara militer di Istanbul, Soekarno mengunjungi Istana Topkapi, Museum Hagia Sophia, Masjid Sultan Ahmet, dan Masjid Suleymaniye.

Pada 27 April 1959, Soekarno dianugerahi gelar kehormatan Doktor Hukum di Fakultas Hukum Universitas Istanbul.

 

Berita terkait

Berita Lainnya