Studi: Jumlah Kadar Vitamin D Bisa Prediksi Risiko Sakit Tua

Peneliti Eropa temukan jumlah vitamin D bisa prediksi risiko kesehatan di hari tua.

millenniumpost.in
Peneliti Eropa temukan jumlah vitamin D bisa prediksi risiko kesehatan di hari tua (Foto: ilustrasi lansia)
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi yang dipimpin Leen Antonio dari University Hospitals Leuven di Belgia dan tim peneliti Eropa menemukan bahwa jumlah vitamin D dapat memprediksi risiko kesehatan di hari tua. Mereka mempresentasikan studinya di Kongres Endokrinologi Eropa (e-ECE 2020) ke-22 pada awal September 2020.

Vitamin D penting untuk menjaga kesehatan tulang, serta melindungi dari infeksi dan penyakit. Kekurangan vitamin D telah menjadi masalah kesehatan global, dengan perkiraan sekitar 1 miliar orang memiliki kadar vitamin D yang rendah dalam darah mereka.

Kekurangan vitamin D sangat umum terjadi pada orang tua. Studi ini semakin menunjukkan pentingnya vitamin D dalam melindungi tubuh dari berbagai masalah kesehatan yang terkait dengan penuaan.

Rendahnya kadar vitamin D dalam darah terkait dengan masalah kesehatan terkait usia, misalnya osteoporosis, peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes tipe 2, penurunan kognitif dan lainnya.

Antonio dan timnya menggunakan data dari European Male Aging Study, yang dikumpulkan para peneliti antara tahun 2003 dan 2005 dari 1.970 pria berusia 40–79 tahun. Untuk menyelidiki apakah metabolit vitamin D dapat meramalkan masalah kesehatan lebih baik, tim membandingkan tingkat vitamin D bebas dan total dalam tubuh pria dengan status kesehatan mereka saat ini, lalu mempertimbangkan usia, indeks massa tubuh (BMI), dan gaya hidup mereka.

Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun metabolit vitamin D bebas dan terikat terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi, hanya 25-hidroksivitamin D bebas yang dapat memprediksi masalah kesehatan di masa depan dan tidak membebaskan 1,25-dihidroksivitamin D.

“Data ini lebih lanjut mengonfirmasi bahwa kekurangan vitamin D dikaitkan dengan dampak negatif pada kesehatan umum dan dapat memprediksi risiko kematian yang lebih tinggi,” jelas Dr. Antonio.

Meskipun penelitian ini cukup menjanjikan, studi ini bersifat observasional, sehingga para peneliti tidak menentukan mekanisme yang mendasarinya. Selain itu, tidak mungkin mengumpulkan informasi spesifik tentang penyebab kematian para peserta.

“Data kami sekarang menunjukkan bahwa kadar 25-hidroksivitamin D total dan bebas adalah ukuran yang lebih baik dari risiko kesehatan di masa depan pada pria,” kata dia seperti dikutip dari Medical News Today pada Senin (14/9).

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler