Arahan Jibril, Saat Nabi Adam Melaksanakan Haji
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ritual ibadah haji sudah dilakukan oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Menurut beberapa sumber, Nabi Adam, telah melaksanakan ibadah haji dengan cara tawaf mengelilingi Ka'bah setelah Ka'bah dibangun malaikat di Makkah.
Dasar hukum Nabi Adam menjadi manusia pertama yang melakukan ritual haji ditegaskan dalam surah Ali Imran ayat 96 yang artinya. "Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat ibadah manusia ialah Baitullah di Bakkah (Mekkah), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi manusia."
Al-Fauzi Lc MA, mengutip kitab Mar’at al-Mafatih dijelaskan, Nabi Adam berangkat dari tempat tinggalnya yaitu Hindia berjalan ke arah barat melalui Syam selama empat puluh tahun, hingga sampailah di Bakkah dan melaksanakan tawaf bersama malaikat yang sudah lebih dari 2.000 tahun melaksanakan thawaf (mengelilingi Ka’bah).
Nabi Adam as kemudian mengikuti apa yang dilakukan malaikat. Dan Nabi Adam lah manusia pertama kali yang menunaikan ibadah haji. Kabah awalnya telah dibangun oleh malaikat, kemudian Nabi Adam as diperintahkan kembali untuk membangun Kakbah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 96.
Ketika Nabi Adam As sedang asyik bertawaf di Baitullah dan sampai ke Multzam, malaikat jibril berkata kepadanya, "Wahai Nabi Allah Adam, akuilah semua dosamu di tempat ini kepada Tuhanmu."
Berhentilah Adam, lalu berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya setiap makhluk yang beramal shalih mendapat ganjaran. Sungguh aku telah beramal, apakah ganjaranku?”
Allah SWT mewahyukan kepadanya, "Aku ampuni engkau atas dosa-dosamu." Nabi Adam As berkata, "Wahai Tuhanku, juga untuk anak-cucu keturunanku?" Allah SWT mewahyukan kepadanya, "Wahai Adam, siapa saja di antara keturunanmu yang datang ke tempat ini mengakui dosa-dosanya, bertobat sebagaimana engkau bertobat, dan memohon ampun, niscaya Aku ampuni."
Begitulah dialog Nabi Adam As dengan Allah SWT sehingga menjadi harapan besar bagi setiap cucu keturunannya untuk dapat berkunjung ke Baitullah sembari memohon ampun pada-Nya.
Dr Shaleh Putuhena dalam bukunya "Historiografi Haji Indonesia" para nabi yang juga melaksanakan ritual haji di antaranya Nuh, Hud, Shaleh, dan Syu'aib. Berhajinya para nabi itu merupakan lanjutan dari Syariat Nabi Ibrahim yang diperintahkan oleh Allah untuk menyeru manusia agar melaksanakan haji ke baitullah. "Mereka dikabarkan juga pernah melaksanakan haji ke baitullah," katanya.
Shaleh mengatakan, orang Arab pada masa jahiliyah, masa sebelum Nabi Muhammad juga memelihara tradisi Nabi Ibrahim tersebut, meskipun dengan cara yang agak berbeda. Karena haji merupakan ibadah pokok bagi para nabi ketika itu. "Tata cara pelaksanaan haji antara satu nabi dengan nabi lainnya terdapat perbedaan," katanya.
Hal itu disebabkan oleh keberagaman kondisi umat manusia dan lingkungan yang ada di sekitar nabi yang satu dengan yang lainnya. Kondisi dan lingkungan secara alamiah sesuai dengan (sunnatullah) berkembang secara evolusi kearah kesempurnaan. Agama yang berfungsi sebagai petunjuk bagi umat manusia tentu dapat mengantisipasi perkembangan zaman melalui penyesuaian syariat satu agama yang dibawa oleh seorang nabi.
Dengan demikian, syariat agama seorang lebih dapat perbedaan dengan nabi lainnya. Sementara akidah tidak mengalami perbedaan. Menurut Islam aqidah pada semua agama samawi adalah sama yaitu tauhid percaya kepada Tuhan Yang Esa.
Shaleh menyatakan pada masa Nabi Adam, pelaksanaan ibadah haji masih sangat sederhana. Menurut Abu Hurairah yang diperkuat oleh Muhammad bin Al Munkandar dan Ibn Abu Lubaid al Madani, Adam melaksanakan ibadah haji setelah selesai membangun Ka'bah.
"Nabi Adam dibimbing oleh malaikat baik tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji maupun ucapan doanya," katanya.
Ibnu Abbas menambahkan bahwa Nabi Adam melaksanakan tawaf sebanyak 7 putaran. Lebih lanjut Abdullah Ibn Abu Sulaiman meriwayatkan bahwa setelah Nabi Adam menyelesaikan tawaf ia kemudian mengerjakan salat dua rakaat di depan pintu Ka'bah dan diakhiri dengan berdoa di pintu Multazam.
Dari beberapa sumber kata Shaleh memang terdapat perbedaan redaksi doa yang dipanjatkan oleh Nabi Adam, namun intinya sama. Nabi Adam memohon agar Allah mengampuni dosanya dan juga dosa anak cucunya yang datang berhaji ke Baitullah, berdoa agar permohonannya diterima, dipenuhi kebutuhan, diteguhkan iman, dan agar ia dapat menerima dengan ridho setiap musibah yang menimpanya.
Demikianlah, dari empat komponen penting haji. Mulai dari waktu, tempat perbuatan dan ucapan doa yang dilaksanakan oleh Nabi Adam. Hanya saja kata dia, waktu pelaksanaannya saja yang tidak diketahui, adapun tempat yang digunakan oleh Nabi Adam untuk melaksanakan ibadah haji baru terbatas pada Ka'bah.
"Kabah sebagai rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah umat manusia yang berada di Makkah," katanya.