Child In, Aplikasi Penguatan Karakter Buatan Mahasiswa UMM
Aplikasi Child In menanamkan karakter anak berbasis keluarga.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sekelompok mahasiswa Universitas Muhamadiyyah Malang (UMM) menggagas aplikasi penanaman karakter anak berbasis keluarga bernama Child In. Aplikasi merupakan salah satu karya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Karsa Cipta yang didanai oleh Dikti di 2020.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UMM, Asmaul Farida Azizi, mengatakan, penciptaan aplikasi Child In tidak lepas dari kondisi saat ini. Angka kekerasan anak di Indonesia masih terus mengalami peningkatan. Grafik lketerlibatan anak dalam ranah hukumpun masih tinggi.
Menurut Asmaul, terdapat hak yang belum terpenuhi sehingga timbul penyimpangan pada anak dan/atau oleh anak. Permasalahan ini sebenarnya bisa diatasi dengan mengoptimalkan peran keluarga dalam hal penguatan karakter anak. Sebab, keluarga merupakan institusi sosial dengan sifat universal multifungsional, yaitu fungsi pengawasan, sosial, pendidikan, keagamaan, perlindungan, dan rekreasi.
"Fungsi tersebut dapat dimaksimalkan untuk meningkatkat kualitas karakter anak,” ucap Asmaul.
Bersama Alfi Khoiru An Nisa dan M Bagas Prayoga, Asmaul mengangkat aplikasi Child In. Aplikasi ini berfokus pada tiga dari lima klaster yang ditentukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPA). Klaster lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya, serta perlindungan khusus.
Aplikasi Child In memiliki enam fitur, yakni konsultasi, pengaduan, karakter literasi, info parenting, jadwal anak, serta wisata dan event budaya. Fitur konsultasi menyediakan layanan konsultasi untuk orang tua. Fitur pengaduan menyediakan layanan pengaduan terhadap pelanggaran hak anak di sekitar pengguna aplikasi.
Selanjutnya, fitur karakter literasi menyediakan bahan bacaan karakter yang disesuaikan dengan usia anak. Fitur parenting menyediakan informasi-informasi pola asuh anak. Sementara untuk fitur jadwal anak menyediakan ruang bagi orang tua untuk membuat jadwal aktivitas anak.
"Sedangkan fitur wisata dan event budaya menyediakan informasi objek wisata budaya dan kegiatan budaya di sekitar pengguna aplikasi," ucapnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id.
Menariknya, fitur-fitur yang tersedia langsung terhubung dengan pihak-pihak terkait. Tujuannya, agar layanan dan informasi yang diberikan benar-benar tepat. Salah satunya terlihat pada fitur konsultasi yang tersambung dengan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).
"Jadi, para orang tua akan mendapatkan masukan-masukan atau bimbingan yang tepat tentang pola asuh anak. Fitur pengaduan terhubung dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sehingga semua pengaduan pelanggaran hak anak akan teratasi dengan cepat dan tepat. Kemudian, fitur wisata budaya terhubung dengan dinas pariwisata,” jelasnya.
Asmaul berharap, karyanya dapat membantu para orang tua mendapatkan medium yang andal. Hal ini terutama dalam mengasuh putera-puterinya untuk menjadi generasi Indonesia yang berkarakter unggul.