Peninggalan Ottoman Hiasi Masjid Ibrahimi Ratusan Tahun
REPUBLIKA.CO.ID, HEBRON -- Setelah 100 tahun berlalu, sejumlah artefak peninggalan Kesultanan Ottoman ternyata masih menghiasi Masjid Ibrahimi di Kota Hebron, Tepi Barat, Palestina. Turki diketahui masih memberikan bantuan ke masjid tersebut kendati Kesultanan Ottoman telah lama runtuh.
Direktur Masjid Ibrahimi, Sheikh Hafthi Abu Sneineh, mengatakan skrip dan sulaman di dinding masjid dengan kaligrafi thuluth adalah beberapa karya Kesultanan Ottoman di masjid tersebut. Terdapat pula artefak berupa tulisan ayat Alquran di situs makam yang merupakan tempat dikuburkannya Nabi Ibrahimi, Yakub, dan para istri mereka.
Selanjutnya, ada pula dekorasi di langit-langit dan piring yang bertuliskan nama Nabi Muhammad dan empat khalifah. Lalu ada pula dekorasi di mihrab yang berbentuk sebuah ceruk setengah lingkaran, tempat lilin, serta surat yang tertulis di dinding juga berasal dari zaman Ottoman.
Sebagaimana dilansir Daily Sabah dari Anadolu Agency, Ahad (13/9), Abu Sneineh berkata bantuan Turki masih mengalir untuk Palestina kendati Ottoman sudah menarik diri satu abad yang lalu dari sana. Bahkan, kata dia, karpet Masjid Ibrahimi direnovasi oleh Badan Kerja Sama dan Koordinasi Turki (TIKA) pada 2015.
Muhammad Abu Saleh, seorang peneliti di Hebron, telah mengklasifikasikan artefak Ottoman di dalam Masjid Ibrahimi. Sebagian besar peninggalan Ottoman di sana berupa ubin, dekorasi, bendera, tirai, jendela, kayu, dan kulit Turki.
Silih Berganti
Menurut situs Kota Hebron, Ottoman berhati-hati dalam melindungi Masjid Ibrahimi dari 1517 hingga 1917, ketika mereka memerintah Palestina. Ottoman juga tidak melakukan perombakan besar karena bisa menghilangkan keaslian masjid tersebut.
Masjid Ibrahimi dibangun dengan batu-batu besar. Batu dengan panjang melebihi tujuh meter dan tinggi satu meter ditumpuk setinggi 15 meter. Menurut data dari Pusat Informasi Nasional Palestina yang dikelola negara, dinding masjid terdiri dari sisa-sisa bangunan yang dibangun oleh Raja Yahudi Herodes I (Herodes Agung).
Gua yang terletak di bawah masjid, yang diyakini berisi makam Nabi Ibrahim dan istrinya, serta makam Nabi Ishak, Nabi Yakub, Nabi Yusuf dan istri mereka, disebut The Cave of the Patriarchs atau The Tomb of Patriark oleh Israel. Karena alasan ini, situs tersebut sering digerebek oleh orang-orang Yahudi fanatik.
Masjid Ibrahimi, yang strukturnya mirip dengan Masjid Al-Aqsa, digunakan sebagai gereja pada periode Romawi dan Byzantium dan diubah menjadi masjid oleh tentara Islam pada tahun 634. Situs itu sekali lagi digunakan sebagai gereja selama 90 tahun setelah Perang Salib tetapi terakhir kali diubah lagi menjadi masjid pada masa pemerintahan Saladin, penakluk Muslim yang merebut kota suci Yerusalem pada 1187.
Menurut kepercayaan Yahudi, Masjid Ibrahimi dianggap sebagai kuil paling suci di dunia setelah Kuil Sulaiman, yang diyakini berada di Masjid Al-Aqsa. Kini masjid tersebut berada di bawah pendudukan Israel sejak 1967.
Masjid tersebut ditutup setelah seorang fanatik Yahudi bernama Baruch Goldstein menembaki umat Islam yang melakukan sholat subuh pada 25 Februari 1994. Sebanyak 29 warga Palestina tewas dan lebih dari 150 luka-luka dalam pembantaian Masjid Ibrahimi tersebut. Ketika dibuka kembali, masjid tersebut dibagi menjadi dua bagian oleh Israel. Seluas 63 persen diberikan kepada orang Yahudi dan 37 persen untuk Muslim.