Ilmuwan China Uji Coba Dua Dosis Vaksin CanSino
Uji klinis satu dosis vaksin CanSino memasuki tahap akhir di Pakistan dan Rusia.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Ilmuwan di China berencana memulai uji klinis atau uji coba ke manusia dua dosis calon vaksin COVID-19 buatan CanSino Biologics Inc dan Akademi Ilmu Kedokteran Militer China. Informasi itu diketahui dari laman pusat data pendaftaran vaksin COVID-19 yang dikelola oleh U.S National Library of Medicine.
Saat ini, calon vaksin COVID-19 yang disebut Ad5-nCoV, untuk satu dosis suntikan, telah memasuki uji klinis tahap akhir/uji klinis III di Pakistan dan Rusia. Otoritas China juga telah mengizinkan satu dosis Ad5-nCoV diberikan pada anggota militer China.
Namun, beberapa peneliti di luar perusahaan meragukan khasiat calon vaksin itu. Sebab, vaksin dibuat dari virus flu biasa yang ditemukan pada banyak orang dengan riwayat pernah terjangkit virus corona.
CanSino, pada awal September mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan daya tahan tubuh terhadap virus flu biasa dapat merusak kemampuan calon vaksin Ad5-nCoV untuk memicu sistem imun tubuh melawan COVID-19. Keterangan itu diperoleh dari hasil uji klinis II untuk calon vaksin Ad5-nCoV dengan dosis tunggal.
Ilmuwan yang meneliti Ad5-nCoV pada Juli mengatakan dosis tambahan kemungkinan dapat memperkuat respons imun tubuh. Hipotesa itu dibuat dengan merujuk pada metode pengembangan vaksin untuk virus Ebola.
Laman pusat data pada Kamis (17/9) menunjukkan uji klinis tahap I akan memeriksa seberapa aman penggunaan dua dosis Ad5-nCoV pada manusia. Uji coba tersebut juga akan mencari tahu kemampuan calon vaksin memicu respons imun terhadap COVID-19.
Para peneliti berharap dapat merekrut 168 relawan dewasa yang sehat untuk menerima dua dosis calon vaksin COVID-19, Ad5-nCoV. Uji klinis I itu dijadwalkan berlangsung di Kota Wuhan, China, pada 20 September. Perwakilan CanSino menolak menanggapi pertanyaan terkait uji coba tersebut.