Nissan Gantungkan Harapan di Pasar China
Nissan berharap China bisa mendongkrak penjualan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nissan Motor Co menggantungkan harapannya pada pasar China. Nissan tengah berjuang untuk pulih dari skandal Carlos Ghosn, dan penurunan penjualan sudah mengancam aliansinya dengan Renault.
Dilansir dari Japan Times, Sabtu (19/9), pasar China bisa menjadi peluang bagi Nissan terkait kemitraan strategis dengan Dongfeng Motor Group Co pada tahun 2003. Kerja sama ini juga membuat Nissan menjadi salah satu pembuat mobil penumpang Jepang terkuat di China.
Ketika total volume ritel Nissan turun sekitar 11 persen pada tahun fiskal 2019 yang berakhir pada Maret, China telah menjadi titik terang. Pengiriman di China hanya turun satu persen atau sekitar sepertiga dari volume global Nissan, yakni sebesar 4,93 juta unit.
Meski begitu, dengan lineup yang menua dan biaya restrukturisasi, Nissan membukukan kerugian 6,2 miliar dolar AS pada tahun fiskal terakhir. Saat China memulai kembali ekonominya dari penghentian akibat pandemi, pengiriman mobil Nissan terus meningkat sejak April. Puncaknya, yakni pada Juli dengan penjualan sekitar 121 ribu unit (naik 12 persen dari tahun sebelumnya).
“Keunggulan Nissan di China adalah kekuatan mereknya yang menarik yang dikumpulkan dari model kompetitif selama bertahun-tahun,” kata Cui Dongshu, sekretaris jenderal China Passenger Car Association (CPCA).
“Namun cukup menantang bagi perusahaan untuk bersaing dengan Toyota karena Toyota telah membuktikan daya saingnya dalam inovasi dan kompetensi dalam memenangkan pengendara tidak hanya untuk merek Toyota, tetapi juga Lexus,” ujar Cui melanjutkan.
Ia menambahkan, bukan hanya untuk Nissan, saat ini pasar mobil China tampak seperti garis pertahanan utama karena ekonomi negara tersebut kembali tumbuh. Permintaan mobil juga mulai pulih.
Menurut IHS Market, penjualan mobil di negara itu menyumbang hampir 30 persen dari total dunia. Pangsa penjualan kendaraan global China diperkirakan akan naik menjadi sekitar sepertiga tahun ini.
Menanggapi hal tersebut, Chief Operating Officer Nissan, Ashwani Gupta, mengatakan, pihaknya sudah membangun kehadiran yang kuat di China. Nissan juga fokus pada kepuasan pelanggan.
Sedan Sylphy Nissan, yang ditujukan untuk pembeli yang lebih muda, mengalahkan Lavida Volkswagen sebagai model terlaris di negara itu pada paruh pertama. Jajaran Nissan di China, yang mencakup sedan Altima dan SUV X-Trail, memiliki label harga mulai dari 99.800 yuan (1,55 juta yen) hingga 234.800 yuan.