IDI Bandar Lampung Minta Pilkada Ditunda
IDI khawatir pilkada akan ciptakan klaster baru di tengah tingginya kasus Covid-19
REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandar Lampung meminta tahapan pilkada yang sedang berjalan ditunda terlebih dahulu. Penundaan diharapkan ditunda sebab dikhawatirkan menjadi peluang bagi penyebaran Covid-19 di masyarakat.
"Saya sangat setuju apabila pilkada ini ditunda," Kata Ketua IDI Cabang Bandar lampung, Aditya M Biomed, di Bandar Lampung, Senin.
Menurutnya, IDI se- Indonesia memang sepakat agar pilkada tahun ini ditunda pelaksanaannya. Ini mengingat penambahan kasus Covid-19 cukup tinggi setiap harinya.
Di Kota Bandar Lampung saja, lanjut dia, kasus baru Covid-19 setiap harinya masih tinggi. Pandemi juga telah menyebar di 20 kecamatan sehingga memang akan riskan jika pilkada tetap dilangsungkan. "Kami mengkhawatirkan jangan-jangan pilkada ini akan menimbulkan klaster baru," kata dia.
Apalagi, lanjut dia, belum ada larangan calon kepala daerah boleh mengumpulkan massa dan mengadakan konser musik saat kampanye sehingga berpotensi menyebarkan Covid-19. Namun, menurutnya jika memang terpaksa pilkada harus dilaksanakan pada 9 Desember 2020 seharusnya ada antisipasi-antisipasi dari pihak penyelenggara.
"Harus ada aturan yang tegas atau alternatif jika pilkada tetap akan dilaksanakan. Bisa saja memperketat aturan dengan tidak ada kegiatan pengumpulan massa atau konser musik," ujar Aditya.
Ia menegaskan yang terpenting pada pelaksanaan pilkada serentak tersebut tidak dinodai dengan banyaknya masyarakat yang terpapar oleh virus corona. Di Bandar Lampung hingga kini kasus konfirmasi positif Covid-19 berjumlah 272 orang dengan pasien yang sudah selesai isolasi 178 dan kasus kematian akibat virus ini berjumlah 17.