Italia Wajibkan Tes Covid-19 pada Pelancong dari Prancis
Langkah ini dilakukan menyusul kasus Covid-19 yang melonjak di Prancis
REPUBLIKA.CO.ID, ROMA — Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza meminta pengujian untuk mengetahui adanya Covid-19 diwajibkan terhadap para pelancong dari tujuh wilayah Prancis yang datang ke negara itu. Langkah ini dilakukan menyusul kasus Covid-19 yang melonjak di Prancis pada Senin (21/9).
Salah satu dari tujuh wilayah Prancis yang terkena dalam aturan kedatangan Italia tersebut adalah ibu Kota Paris. Prancis melaporkan kenaikan kasus hingga 5.298 dalam 24 jam terakhir, membawa secara total kasus di negara itu adalah 458.061.
"Saya telah menandatangani perintah baru yang memperpanjang kewajiban tes kepada warga yang datang dari Paris dan daerah lain di Prancis dengan peredaran virus yang signifikan," ujar Speranza dalam sebuah pernyataan yang dirilis di situs Kementerian Kesehatan Italia dilansir China, Selasa (22/9).
Speranza mengatakan Italia saat ini menjadi negara yang dapat dianggap lebih baik dalam mengendalikan Covid-19, berbeda saat pandemi pertama kali terjadi di mana negara itu memiliki kasus terbesar di Eropa. Hal ini yang menurutnya membuat langkah-langkah yang sudah dilakukan tidak boleh menjadi sia-sia.
Jumlah keseluruhan kasus infeksi, kematian, dan pemulihan Covid-19 sejak pandemi di Italia yang secara resmi dikonfirmasi di negara pada akhir Februari telah meningkat menjadi 299.506. Sebanyak 218.703 pasien telah pulih dan jumlah kematian secara keseluruhan mencapai 35.724.
Institut Nasional untuk Asuransi Kecelakaan Kerja Italia (INAIL) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 52.209 kasus Covid-19 telah terjadi di tempat kerja antara dimulainya resmi pandemi di Italia pada 21 Februari hingga 31 Agustus.
Bagian terbesar dari kasus, yaitu 80,2 persen dari yang dilaporkan dan 34 persen kematian terjadi di antara pekerja di sektor perawatan kesehatan dan layanan sosial, seperti rumah sakit, panti jompo, dan fasilitas kesehatan umum. Sementara, dampak ekonomi terjadi dengan beberapa kategori karyawan yang paling terpukul lainnya adalah penjaga keamanan, pembersih, operator call center, pekerja pabrik makanan, kimia, dan farmasi, serta pekerja hotel dan restoran.