Arab Saudi Lakukan Efisensi Biaya Operasional Umroh
REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Abdul Fattah Mashat, mengatakan Merger dan akuisisi (M&A) di sektor Umroh secara signifikan akan mengurangi biaya operasional. Tak hanya itu, peningkatan efisiensi operasi serta diversifikasi layanan di tengah basis aset dan posisi keuangan yang kuat diharap bisa dijalankan.
"Sistem haji dan umroh tidak hanya terbatas pada layanan dasar yang diberikan kepada jamaah. Masih banyak layanan lain yang bisa diberikan oleh swasta, seperti layanan dukungan logistik yang akan memiliki peran besar dalam memenuhi tujuan yang ditetapkan oleh Visi 2030," ujar Mashat dilansir di Argaam, Selasa (22/9).
Peningkatan layanan yang dimaksud tidak terbatas hanya kepada para peziarah, namun juga pelancong lainnya. Tawaran layanan lain yang beragam hingga layanan khusus sesuai kriteria tertentu dimungkinkan untuk menciptakan pengalaman yang berbeda.
Diketahui sebelumnya, Kerajaan Arab Saudi telah memutuskan akan membuka kembali umroh secara bertahap. Saudi menyiapkan tiga tahapan, dan sebagai permulaan mengizinkan 40 persen dari kapasitas normal diisi jamaah dari lokal.
Kapasitas jamaah yang menjalankan ibadah akan ditingkatkan menjadi 75 persen pada fase kedua. Pada fase tiga, Saudi akan memulihkan kapasitas penuh dan peziarah dari luar Kerajaan kembali diizinkan melakukan perjalanan umrah.
Menteri Haji dan Umrah, Mohammed Saleh Benten, mengatakan untuk sementara kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama Kerajaan. Selama pelaksanaan tiga fase ini, tindakan pencegahan kesehatan yang ketat akan diberlakukan.
Menteri Benten lantas mengatakan, kementerian mendukung semua pihak, baik investor dan pekerja yang terlibat di sektor ini, ikut melakukan transformasi kelembagaan. Pihaknya ingin memberdayakan perusahaan umroh dan organisasi terkait, agar menjadi entitas ekonomi yang kuat serta memberikan layanan berkualitas tinggi melalui aplikasi I'tamarna. Aplikasi ini akan memudahkan jamaah untuk merencanakan perjalanannya.
Lebih dari 30 perusahaan lokal dan internasional akan memberikan layanan kepada para peziarah melalui platform elektronik. Platform tersebut memungkinkan penyedia layanan melakukan tindak lanjut yang diperlukan saat melayani jamaah.
Sumber: https://www.argaam.com/en/article/articledetail/id/1408279