Alasan Renovasi, Persipura Urung Gunakan Stadion Gajayana
Persipura tak menyesalkan hal itu dan memilih mencari alternatif stadion.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persipura Jayapura batal bermarkas di Stadion Gajayana, Kota Malang. Manajmen tim Mutiara Hitam menerima surat balasan dari pemerintah daerah setempat yang menyatakan stadion tersebut tidak bisa digunakan karena alasan akan direnovasi.
"Pada 14 agustus kita sudah mengirimkan ke Wali Kota Malang. Tapi per hari ini baru ada jawaban dari Pemerintah Kota Malang untuk sementara Gajayana tidak bisa dipakai karena alasan akan direhab dalam waktu dekat ini," ujar Sekretaris Persipura Jayapura Rocky Bebena dalam keterangan resminya melalui akun Instagram klub, Rabu (23/9).
Rocky mengatakan Persipura tak menyesalkan hal itu dan memilih mencari alternatif stadion yang bisa digunakan dalam lanjutan Liga 1 Indonesia pada 1 Oktober.
Manajemen Mutiara Hitam, kata dia, sudah melayangkan surat permintaan penggunaan Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Rabu, dan berharap ada jawaban positif.
"Kita sudah berkomunikasi ke Pemerintah Kabupaten Malang untuk penggunaan Stadion Kanjuruhan mudah-mudahan besok ada jawaban suratnya. Kita lampirkan juga jadwal pertandingan," kata dia.
Belum pastinya stadion mana yang akan dijadikan markas, tentu membuat Boaz Solossa dan kawan-kawan dilingkupi harap-harap cemas. Pasalnya, lanjutan Liga 1 Indonesia tinggal menyisakan sepekan lagi sebelum kick-off.
"Mengingat waktu semakin dekat, kita berharap dalam sepekan bisa clear, mudah-mudahan bisa diselesaikan," katanya.
Disinggung alasan tetap ingin di Malang, Rocky mengatakan keputusan itu juga sebagai langkah politis. Sebab beberapa waktu lalu terjadi aksi rasialisme terhadap mahasiswa Papua dan adanya stigma ketidakharmonisan antara masyarakat Papua dan Jawa Timur.
Dengan bermarkas di Malang, Persipura ingin menegaskan bahwa mereka tak ingin masalah itu terus menjadi luka, justru memperkuat persatuan bangsa.
"Kita ingin berbuat sesuatu...Karena kita yakin pasti masyarakat Malang baik pemerintah dan juga unsur-unsur yang lain bukan menganggap kami bagian dari lawan tapi satu kesatuan Republik Indonesia," kata dia.