Pemkot Surabaya Giatkan Tes Swab di Lingkungan Pesantren
Sampai hari ini, swab telah dilakukan di tiga pondok pesantren.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan tes swab yang menyasar lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes). Wakil Sekretaris Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, sebagian besar santri yang mondok di pesantren-pesantren di Surabaya, memang belum kembali setelah dipulangkan akibat wabah Covid-19.
Namun, kata dia, ada beberapa pondok pesantren yang santrinya sudah kembali untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar. "Kita dari Gugus Tugas dan teman-teman Dinkes, Dinsos, jajaran kecamatan dan kelurahan diminta untuk melakukan tes swab di pondok pesantren. Kita juga dibantu oleh jajaran Kapolsek dan Danramil," kata Irvan di Surabaya, Ahad (26/9).
Irvan menjelaskan, hingga saat ini sudah ada tiga pondok pesantren yang dilakukan tes swab. Pertama, di Pondok Pesantren Sunan Kali Jaga, yang digelar pada Kamis (24/9).
Di Ponpes ini, Pemkot Surabaya melakukan tes swab kepada 60 orang. Terdiri dari 5 orang warga dan 55 orang santri beserta pengurus pondok.
Kedua di Ponpes Muhammadiyah Putat Jaya yang digelar pada Jumat (25/9). Tes swab yang digelar di Ponpes ini diikuti 29 orang yang terdiri dari pengurus Ponpes dan santri.
Kemudian yang ketiga dilakukan di Ponpes PPTQ Kids Darul Qur'an, yang digelar pada Sabtu (26/9). Di Ponpes ini tes swab dilakukan kepada 50 orang yang terdiri dari pengasuh, pengurus pondok, dan santri.
"Sampai hari ini memang masih 3 ponpes dan ini akan terus kita lanjutkan ke ponpes lainnya, supaya Surabaya benar-benar terbebas dari Covid-19," ujar Irvan.
Irvan mengaku, dari hasil tes swab yang dilakukan, belum ada yang dinyatakan positif Covid-19. Irvan menjelaskan, tes swab sangat penting dilakukan di pondok pesantren, terutama ponpes yang santrinya sudah kembali ke pondok. Sebab, santrinya itu berasal dari berbagai daerah dan bahkan mungkin ada yang berasal dari luar kota.
"Jadi, keselamatan dan kesehatan warga adalah hukum tertinggi, karena ini semata-mata untuk melindungi warga, terutama yang ada di lingkungan Ponpes tersebut," ujar Irvan.
Irvan berharap, jika memang santri-santri itu harus kembali ke pondoknya masing-masing, antara pengasuh, pengurus pondok, dan para santri untuk selalu tertib menerapkan protokol kesehatan. Bahkan, ia juga terus mengajak warga Kota Surabaya untuk selalu mematuhi protokol kesehatan yang selalu disosialisasikan oleh pemerintah kota.
"Vaksin terbaik saat ini adalah perubahan perilaku individu, keluarga sampai dengan masyarakat, dengan biasakan yang tidak biasa," kata dia.