Pertimbangan Sebelum Memilih Metode Kontrasepsi
Sebelum memutuskan alat kontrasepsi yang akan diadopsi, kenali dulu plus minusnya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memilih metode kontrasepsi untuk mengatur jarak kelahiran bisa menjadi hal sulit. Anda harus tahu apa saja pilihannya dan menemukan metode yang paling cocok.
Bertepatan dengan peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia 2020 pada Sabtu (26/9), berikut pertimbangan yang bisa Anda pikirkan sebelum memutuskan metode kontrasepsi tertentu, sebelum atau sesudah berkonsultasi dengan dokter, seperti dikutip dari berbagai sumber.
1. Bagaimana cara kerja berbagai opsi alat kontrasepsi?
Menurut Mayo Clinic, berbagai jenis alat kontrasepsi bekerja dengan cara berbeda untuk membantu mengendalikan kelahiran, antara lain mencegah sperma mencapai sel telur, menonaktifkan atau merusak sperma, mencegah sel telur dilepaskan setiap bulan, mengubah lapisan rahim sehingga sel telur yang telah dibuahi tidak menempel padanya, atau mengentalkan lendir serviks sehingga sperma tidak dapat dengan mudah melewatinya.
2. Bisakah menjadikan kontrasepsi sebagai bagian dari rutinitas harian?
Jika Anda orang menjalani rutinitas yang cukup teratur, ada pilihan kontrasepsi untuk Anda, salah satunya pil misalnya pil kombinasi atau pil progesteron. Setidaknya ada beberapa jenis pil untuk 21 hari dan sepekan istirahat dalam sebulan. Untuk lebih jelas, sebaiknya konsultasikan ini dengan dokter.
3. Apakah lebih suka kontrasepsi yang tidak perlu diingat setiap hari?
Menurut NHS, tidak semua kontrasepsi harus diminum setiap hari atau setiap kali berhubungan intim. Anda tidak perlu memikirkan tentang kontrasepsi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Salah satu pilihannya, IUD atau intrauterine device. Metode ini bisa bertahan hingga lima hingga 10 tahun, tergantung pada jenisnya. Selain itu, ada juga implan yang bisa bertahan sekitar tiga tahun.
4. Apakah Anda nyaman memasukkan kontrasepsi ke dalam vagina?
Jika Anda seorang perempuan, apakah Anda nyaman memasukkan kontrasepsi ke dalam organ intim Anda sendiri? Jika ya, coba pertimbangkan menggunakan cincin vagina, kondom wanita.
Jika Anda menginginkan metode yang berjangka panjang dan tidak keberatan ahli kesehatan memasukkan kontrasepsi ke dalam rahim melalui vagina, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), sistem intrauterine (IUS).
5. Apakah Anda keberatan jika menstruasi Anda berubah?
Beberapa kontrasepsi dapat memengaruhi menstruasi Anda menjadi lebih jarang atau lebih tidak teratur antara lain pil (pil kombinasi atau pil khusus progestogen), suntikan kontrasepsi, sistem intrauterine (IUS) dan cincin vagina.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dwi Listyawardani mengatakan, suntik dengan hormon kombinasi bisa menjadi pilihan para akseptor agar bisa mengalami menstruasi.
6. Apakah Anda kelebihan berat badan?
Berat badan Anda tidak akan memengaruhi sebagian besar jenis kontrasepsi, dan sebagian besar kontrasepsi tidak akan membuat Anda bertambah gemuk. Tetapi, suntikan kontrasepsi berhubungan dengan sedikit penambahan berat badan jika digunakan selama dua tahun atau lebih.
7. Apakah Anda mengonsumsi obat untuk kondisi lain?
Beberapa kontrasepsi dapat terpengaruh jika Anda menggunakan obat lain, tetapi ada banyak pilihan. Tanyakan kepada dokter umum, perawat atau klinik setempat Anda untuk lebih jelasnya.
Sebenarnya, ada sejumlah aalat kontrasepsi yang tidak terpengaruh oleh obat lain yakni: alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), sistem intrauterine (IUS), suntikan kontrasepsi dan kondom pria atau kondom wanita.
8. Apakah Anda ingin hamil dalam waktu dekat?
Semua metode kontrasepsi bisa dihentikan jika Anda ingin punya buah hati. Anda bisa hamil segera setelah berhenti menggunakan kontrasepsi. Kesuburan seorang wanita biasanya kembali normal dalam satu bulan pertama setelah menghentikan penggunaan pil kombinasi, cincin vagina.
Jika Anda ingin kesuburan Anda kembali normal dengan cepat setelah Anda berhenti menggunakan kontrasepsi, pertimbangkan metode seperti implan kontrasepsi, sistem intrauterine (IUS), alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), pil khusus progestogen, dan kondom pria atau kondom wanita.
Kesuburan Anda mungkin membutuhkan waktu lebih lama misalnya satu tahun untuk kembali normal setelah menghentikan suntikan kontrasepsi.
9. Jadi, metode mana yang paling efektif?
Agar efektif, setiap metode kontrasepsi harus digunakan secara konsisten dan benar. Alat kontrasepsi yang membutuhkan sedikit usaha dari Anda, seperti IUD, implan kontrasepsi dikaitkan dengan tingkat kehamilan yang lebih rendah.
Sebaliknya, metode yang memerlukan pemantauan kesuburan berhubungan dengan tingkat kehamilan yang lebih tinggi.
Laman NHS mencatat, kontrasepsi yang lebih dari 99 persen efektif antara lain: implan kontrasepsi (bertahan hingga tiga tahun), sistem intrauterine (IUS) (hingga 5 tahun), IUD (hingga lima hingga 10 tahun).
Ada juga kontrasepsi yang lebih dari 99 persen efektif jika selalu digunakan dengan benar, tetapi umumnya kurang dari 95 persen efektif dengan penggunaan biasa, yakni suntikan kontrasepsi (diperbarui setiap 8 minggu atau setiap 12 minggu, tergantung jenisnya), pil kombinasi (diminum setiap hari selama 3 minggu setiap bulan), pil khusus progestogen (diminum setiap hari), dan cincin vagina (diperbarui sebulan sekali).
Selain itu, ada kontrasepsi yang 98 persen efektif jika digunakan dengan benar seperti kondom pria (setiap kali berhubungan intim), sementara pada kondom wanita angka keefektifannya turun menjadi 95 persen.