Sidebar

Kolumnis Saudi Gazette Ungkap Kehebatan Raja Abdulaziz

Wednesday, 30 Sep 2020 06:25 WIB
Kolumnis Saudi Gazette Ungkap Kehebatan Raja Abdulaziz. Bendera Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kolumnis di Saudi Gazette, Abdullah Al-Rasheed, menjabarkan tentang kehebatan Raja Abdulaziz memimpin Kerajaan Arab Saudi. Penjabaran ini didasarkan pada pandangan penulis Arab-Amerika terkenal dan pendiri sastra Arab-Amerika bernama Ameen Rihani dalam bukunya The Modern History of Najd.

Baca Juga


Rihani mempersembahkan penghargaan khusus kepada Raja Abdulaziz  di bagian pengantar buku. Di dalamnya dia menulis, "Yang Mulia Raja Abdulaziz, semoga dia panjang umur. Dari era Khalifah Umar hingga awal era Saudi Anda, orang Arab tidak cukup beruntung memiliki penguasa seperti dia yang menutup kasta mereka, menyatukan kata-kata mereka, memperkuat urusan mereka, dan menjadikan mereka di bawah satu Kerajaan berdaulat di mana itu baik untuk semua, dan itu satu-satunya kedaulatan Arab."

Rihani percaya apa yang diraih Raja Abdulaziz adalah kesuksesan komprehensif pertama di Jazirah Arab. Bani Umayyah dan Abbasiyah gagal, tetapi Abdul Aziz berhasil. Ada Muawiyah di antara Bani Umayyah, Al-Ma'mun di antara Abbasiyah, dan Salahuddin di antara Ayyubiyah.

Mereka bukan hanya tiga orang Arab yang hebat, tetapi juga orang-orang hebat dalam sejarah umum. Meskipun mereka mencapai puncak kejayaan mereka dan mengibarkan bendera orang Arab di banyak negara, mereka tidak akan dapat memperpanjang kedaulatan mereka atas seluruh Jazirah Arab.

Pada 1922, Rihani kembali dari pengasingannya di Amerika Serikat dan melakukan perjalanan bersejarah yang luar biasa. Ia lalu berkeliling ke negara-negara Arab. Selama kunjungannya, dia bertemu dengan Yahya Hamid Al-Din selaku Imam Yaman, Emir Kuwait Ahmed Al-Jaber Al-Sabah, Amir Bahrain Salman Al-Khalifa, dan Raja Irak Faisal I.

Namun, pertemuan Rihani dengan Raja Abdulaziz berbeda dari pertemuan-pertemuan tersebut. Bahkan telah memberi dampak yang besar.

Rihani bercerita tentang pertemuan pertamanya dengan Raja Abdulaziz. "Di sini, saya bertemu dengan semua pangeran Arab, dan saya tidak menemukan mereka lebih besar dari apa yang saya lihat pada pria ini. Saya tidak melebih-lebihkan apa yang saya katakan, karena dia berhak mendapatkan kehebatan dalam jabat tangannya, dalam senyumannya, dalam kata-katanya, dalam penampilannya, dan bahkan dalam pukulannya ke tanah dengan tongkatnya," katanya.

Pada audiensi pertama, dia mengungkapkan pemikirannya, dan tidak takut pada siapa pun, melainkan mengungkapkan rahasianya. Rahasia yang paling terhormat adalah rahasia seorang pria yang mengenal dirinya sendiri dan mempercayai dirinya sendiri setelah Tuhan. Pria di dalam dirinya lebih besar dari sultan, yang memerintah rakyatnya dengan karakter yang baik dan bukan dengan gelar.

"Ketika saya datang ke Ibn Saud, saya melihat di dalam dirinya seseorang dengan hati yang kosong dari kebencian tetapi hanya cinta, saat saya mengatakan kepadanya itu bukanlah opini Inggris atau pun opini Hijaz, dan itu bukanlah pujian maupun pujian. Kritik dari bagian saya. Di sini, Raja memenuhi hati saya dengan cinta di pertemuan pertama saya. Saya senang bisa mengunjungi Ibn Saud setelah saya mengunjungi semua penguasa Arab lainnya. Dia benar-benar raja Arab yang terbesar," ujar Rihani.

Rihani, selama turnya di Jazirah Arab, mengingat sebuah kata yang digaungkan di semua bagian negara: "'Ini adalah keadilan Ibn Saud'. Ini adalah kata yang kau dengar di laut dan di darat, dan dalam perjalanan Anda ke Najd sebelum Anda sampai di sana, sebuah kata diulang oleh pengendara di setiap tempat yang diperintah oleh Sultan Najd, dari Al-Ahsa ke Tihama dan dari Empty Quarter ke Al-Jouf. Jika keadilan adalah dasar dari aturan, maka keamanan akan menjadi manifestasi pertama dari keadilan."

Kesaksian para intelektual, orientalis, dan sejarawan tentang Raja Abdulaziz menunjukkan bahwa ada lebih banyak aspek dari kebesaran dan kejeniusan kepribadiannya. Termasuk juga tentang pencapaian bersejarah tersebut dan kepahlawanan luar biasa yang terwakili dalam penyatuan Kerajaan. Seperti yang dikatakan Hafiz Wahba, "Ini kisah luar biasa, menyerupai kisah epik para pahlawan Yunani."

Sumber: https://saudigazette.com.sa/article/598572/Opinion/Voices/King-AbdulAziz-The-greatest-of-all-Arab-kings

 

Berita terkait

Berita Lainnya