Harga Minyak Turun Dipicu Kebuntuan Stimulus AS
Penurunan harga minyak juga didorong kenaikan stok AS dalam sepekan terakhir.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Rabu (7/10) setelah Presiden AS Donald Trump memupuskan harapan untuk paket stimulus berikutnya guna meningkatkan ekonomi yang dihantam Virus Corona. Selain itu, penurunan harga minyak juga dipicu kenaikan persediaan minyak mentah AS dalam seminggu terakhir.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember berkurang 66 sen atau 1,6 persen, menjadi menetap pada 41,99 dolar AS per barel. Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November merosot 72 sen atau 1,8 persen, menjadi ditutup di 39,95 dolar AS per barel.
Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan dia tidak optimis bahwa kesepakatan komprehensif dapat dicapai pada bantuan keuangan Covid-19 lebih lanjut dan bahwa Pemerintahan Trump mendukung pendekatan yang lebih sedikit demi sedikit. Harga minyak juga terpukul oleh peningkatan persediaan minyak mentah AS yang sedikit lebih besar dari perkiraan.
“Trump menarik diri dari negosiasi bantuan menghasilkan banyak ketidakpastian tentang ekonomi,” kata Kepala Penelitian Komoditas BNP Paribas, Harry Tchilinguirian.
Persediaan minyak mentah naik 501.000 barel pekan lalu, data pemerintah menunjukkan, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 294.000 barel. Sementara itu stok bensin turun 1,4 juta barel dalam sepekan menjadi 226,8 juta barel, terendah sejak November, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 471.000 barel. Stok distilasi turun 962.000 barel, sejalan dengan ekspektasi.
"Kami melihat peningkatan yang kuat dalam permintaan produk-produk olahan," kata John Kilduff, mitra Again Capital LLC di New York.
Perusahaan-perusahaan energi mengamankan anjungan lepas pantai dan mengevakuasi pekerja pada Selasa (6/10), beberapa untuk keenam kalinya tahun ini, ketika Badai Delta mengancam produksi minyak AS di Teluk Meksiko. Badai tersebut telah menutup 29 persen produksi minyak lepas pantai di Teluk, yang menyumbang 17 persen dari total produksi minyak mentah AS.