Jurnal Medis: Trump Ubah Pandemi Covid-19 Jadi Tragedi
New England Journal of Medicine menilai Trump tak kompeten tangani pandemi Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah langkah bersejarah ditempuh New England Journal of Medicine. Untuk pertama kalinya dalam 208 tahun, jurnal terkemuka itu menerbitkan editorial yang menyoroti kepemimpinan sebuah negara.
Pada Rabu (7/10), editorial New England Journal of Medicine secara khusus mengutuk Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya atas tanggapan mereka terhadap pandemi Covid-19. Baru kali ini, tim editorial meminta ada kepala negara dicopot.
Dalam editorial yang ditandatangani oleh lebih dari tiga puluh editor, New England Journal of Medicine mengatakan bahwa pemerintahan Trump telah merespons krisis pandemi Covid-19 dengan mengubahnya menjadi tragedi. Editorial itu menyebut bahwa besarnya kegagalan ini mencengangkan.
"Kami jarang menerbitkan editorial yang ditandatangani oleh semua editor," kata Dr. Eric Rubin, pemimpin redaksi jurnal medis New England Journal of Medicine, dikutip dari USA Today, Jumat (9/10)..
Rubin mengatakan, editorial itu dirancang pada Agustus. Amerika Serikat masih memimpin negara lain dalam jumlah kasus dan kematian. Sejauh ini, menurut data Johns Hopkins, lebih dari 7,6 juta orang telah didiagnosis dan lebih dari 212 ribu orang telah meninggal akibat Covid-19. India mengekor di posisi dua dengan 6,8 juta kasus positif Covid-19 dan 105 ribu kematian.
Editorial menyebut, krisis ini telah menghasilkan ujian kepemimpinan. Dengan tidak adanya pilihan yang baik untuk memerangi patogen baru, negara-negara terpaksa membuat pilihan sulit tentang bagaimana cara menanggapinya.
"Di sini, di Amerika Serikat, para pemimpin kami telah gagal dalam ujian itu," kata editorial itu.
"Mengapa Amerika Serikat menangani pandemi ini dengan begitu buruk?" tanya para editor New England Journal of Medicine.
Menurut editorial, AS telah gagal di hampir setiap langkah. Pemerintah telah mendapat banyak peringatan, tetapi ketika penyakit pertama kali merebak, AS tidak dapat melakukan pengujian secara efektif dan bahkan tidak dapat menyediakan alat pelindung diri paling dasar untuk petugas kesehatan dan masyarakat umum.
Menurut Rubin, editorial itu adalah satu dari empat editorial dalam sejarah publikasi yang telah ditandatangani oleh semua editor. Jurnal itu tidak secara eksplisit mendukung calon dari Partai Demokrat, Joe Biden.
Editor jurnal bergabung dengan ilmuwan The Scientific American memecahkan preseden dan terjun ke politik. The Scientific American telah mengumumkan dukungannya terhadap Biden. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarahnya, majalah tersebut mendukung seorang kandidat presiden.
Editor majalah berusia 175 tahun itu menulis bahwa mereka merasa bahwa pada tahun 2020 ini tradisi harus diputus. Itu karena mereka yakin Trump telah salah menangani pandemi virus corona.
Jurnal medis menulis bahwa ada upaya oleh pemerintahan Trump untuk merusak dan mempolitisasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA), dan Institut Kesehatan Nasional.
"Siapa pun yang dengan sembrono menyia-nyiakan nyawa dan uang dengan cara ini akan menghadapi konsekuensi hukum. Para pemimpin kami sebagian besar telah mengeklaim kekebalan atas tindakan mereka. Tetapi pemilihan ini memberi kami kekuatan untuk memberikan penilaian. Orang yang berakal sehat pasti akan tidak setuju tentang banyak posisi politik yang diambil oleh kandidat," tulis editor.
Mereka melanjutkan, "Tetapi kebenaran itu tidak liberal atau konservatif. Dalam hal tanggapan terhadap krisis kesehatan masyarakat terbesar di zaman kita, para pemimpin politik kita saat ini telah menunjukkan bahwa mereka sangat tidak kompeten. Kita tidak boleh mendukung mereka dan membiarkan kematian ribuan lebih orang Amerika dengan mengizinkan mereka mempertahankan pekerjaan mereka."