Sejarah dan Keutamaan Kota Makkah
IHRAM.CO.ID -- Rubrik Tanya Jawab bersama Prof Dr H Achmad Satori Ismail, dari PP Ikatan Dai Indonesia, dimuat Republika.co.id pada 2009.
Pertanyaan:
Assaalamualaikum,
Pak Ustadz, apa keutamaan kota Makkah?
Marfuah, Cirebon, Jawa Barat
Jawaban:
Walaikumsalam wrwb,
Allah berfirman: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.'' (Ibrahim 35)
Dalam ayat lain ditegaskan: ''Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Makkah), yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.'' (An Naml 91)
Allah berfirman: ''Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Makkah), dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Makkah ini, dan demi bapak dan anaknya.'' (Al Balad 1-3)
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (Ali Imron 96)
Alquran memberi nama kota Makkah dengan nama: Bakkah, Ummil Quro, al Balad al Amin dan Makkah. Menurut sebagian ulama, kota ini disebut Makah karena kurang airnya. Sebagian yang lain mengatakan bahwa disebut makkah karena bisa menghancurkan dosa atau mengusir orang jahat dari kota tersebut. Kota ini juga disebut Bakkah karena meanusia yang daang kepaddanya saling mendorong karena banyaknya Manusia.
Diriwayatkan dari Ptolomeus, bahwa nama kota Makkah adalah Makorba berasal dari nama seorang kaum saba'i, Kloraba, yang artinya suci atau Tanah Haram. Makkah sudah ada sejak 4.000 tahun yang lalu yaitu sejak Nabi Ibrahim membangun Ka'bah dan mensucikannya untuk para orang-orang yang mengerjakan thawaf, ruku' dan sujud kepada Allah SWT. Kota ini dibangun sekitar tahun 1892 SM.
Sebenarnya, Makkah telah dikenal lama sebelum masa Nabi Ibrahim. Karena, Ka'bah telah menjadi pusat kunjungan manusia sebelum dibangun oleh Nabi Ibrahim.
Bangsa Amaliqoh, menurut satu riwayat, telah menghuni kota Makkah sebelum datangnya Nabi Ismail. Nabi Ismail belum sempai ke Makkah tetapi kaum Jurhum telah berada di sana menggantikan kaum amaliqoh.
Kaum Jurhum terbagi dua kelompok, yaitu; Jurhum dan Qathuroh. Benar atau tidak, Itulah sekilas tentang Makah sebelum datangnya Nabi Ibrahim dan Ismail. Jadi yang sudah pasti bahwa Makkah mulai jelas sejarahnya sejak hijrahnya Nabi Ismail ke Makkah.
Nabi Ismail telah datang pertama kali ke Makkah dengan ibu dan bapaknya. Makkah saat itu merupakan daerah gersang yang tidak mengeluarkan setitik air pun. Tetapi, Nabi Ibrahim sebelum meninggalkan Ismail di tempat kering ini berdoa kepada Allah: ''Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.''
Ketika Nabi Ismail meninggal, Kota Makkah dikuasai oleh anak-anaknya sampai kapada cucunya yang bernama Mirdlodl bin Umar al Jurhumy. Hal ini terus berlangsung sampai Jurhum kurang memperhatikan ka'bah. Allah mentakdirkan sebuah kabilah di Yaman dari turunan Qahthon mampu mengalahkan Jurhum dan mengusir mereka pada akhir abad 3 atau awal abad 4 M.
Akhirnya Makkah diurus oleh Amr bin Al Hayy. Beliaulah yang pertama memberi makanan kepada orang-orang yang berhaji di kota Makkah. Pada abad kelima Masehi, urusan Kota Makkah dikuasai oleh Qushai bin Kilab. Ketika Qushay meninggal, Ka;bah diserahkan kepada anaknya bernama Abdu ad daar dan tidak diributkan oleh saudaranya Abdu Manaf.
Tetapi, terjadi konflik di antara anak-anak Abdu Manaf. Kalau anak-anak Abdu ad daar tidak cepat-cepat mengambil alih kekuasaan dan kemaslahatan kabilah Quresy, niscaya terjadi peperangan. Semula, kepemimpinan di tangan Bani Abdil Wusatho, kemudian dikuasai oleh Manaf, lalu digantikan oleh Hasyim dan akhirnya pindah kepada anaknya yaitu Abdul Mutholib.
Di antara jasa Abdul Mutholib adalah menyingkap air zamzam yang sudah hilang tanda-tandanya. Pada masa Abdul Mutholib ini, terjadi serangan tentara Abrahah untuk menghancurkan Ka'bah. Tetapi Allah melindunginya dengan burung-burung ababil. Sampai dengan kelahiran Rasulullah SAW Ka'bah masih dikuasai oleh kabilah Quresy.