REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sudah menjadi kebiasaan umum umat Islam di Indonesia mengunjungi (bersilaturahmi) kepada orang yang baru pulang haji. Mereka yang mengunjungi orang yang baru haji itu meminta didoakan agar diampuni dosanya dan juga minta didoakan agar bisa juga pergi ke tanah haram untuk hajian.

Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail (LBM) KH Mahbub Maafi dalam bukunya. "Tanya Jawab Fiqih Sehari-hari" mengatakan, mengunjungi orang yang baru pulang dari haji untuk mengambil berkah dan minta didoakan bukanlah praktik yang tak berdasar. Namun, hal ini telah dijelaskan oleh para ulama terdahulu.

Dalam kitab Hasyiyah Qalyubi yang ditulis oleh Syihabuddin al-Qalyubi, salah satu ulama kenamaan dari Mazhab Syafi'i terdapat keterangan bahwa bagi orang yang berhaji dianjurkan mendoakan atau meminta ampunan kepada orang yang tidak berhaji. "Meskipun orang tersebut tidak memintanya," katanya.

Bagitu sebaliknya, orang yang tidak berhaji disunahkan untuk meminta didoakan agar dosanya diampuni. Menurutnya, para ulama menyebutkan bahwa waktunya sampai empat puluh hari. "Empat puluh hari ini dihitung sejak kedatangannya," katanya.

"Dan disunnahkan bagi orang yang berhaji untuk mendoakan kepada orang yang tidak berhaji dengan ampunan Meskipun orang tersebut tidak meminta. Dan bagi orang yang tidak berhaji hendaknya ia meminta didoakan oleh dia. Para ulama menyebutkan bahwa doa tersebut sampai 40 hari dari kedatangannya. (Syihabuddin al-Qalyubi, Hasyiyah Qalyubi,' ala Syarhi Jalaliddim al-Mahalli, Bairut-Dar al-Fikr,1419/1998M,juz II, hlm.190).

Menurut Kyai Mahbub Maafi jadi dari penjelasan singkat ini, maka sebenarnya praktik menjambangi atau bersilaturahmi kepada orang yang baru pulang dari haji dalam rangka untuk meminta didoakan dan mencari kebaikan adalah satu yang baik dan dianjurkan sebagaimana keterangan di atas.