Wapres: Agama Ampuh Ciptakan Perdamaian daripada Militer
Agama dengan semangat kerukunan mampu menciptakan perdamaian yang utuh
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai perlunya peran para pemuka berbagai agama dan negara membangun koalisi lintas agama untuk perdamaian global. Ma'ruf meyakini agama dengan semangat kerukunan dan narasi perdamaian ke seluruh penjuru dunia, mampu menciptakan perdamaian yang utuh dibandingkan cara kekerasan
"Perdamaian yang dibangun atas jalinan kesadaran pentingnya kerukunan dan saling menghormati akan jauh lebih kokoh daripada suatu penaklukan militer dan kekerasan yang telah terbukti dalam catatan sejarah selalu menyisakan kehancuran dan dendam," ujar Ma'ruf saat menghadiri Peringatan Hari Lahir Nabi Kongzi ke-2571 yang digelar Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Selasa (13/10).
Ma'ruf mengingatkan agama memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sebagai tatanan nilai dan pedoman hidup. Namun, terjadinya berbagai konflik di dunia, menunjukan agama belum berperan sebagaimana ajaran dasar dan tujuan sejatinya.
Sebaliknya, agama masih sering dijadikan alat pembenaran dan alasan dalam suatu konflik dan peperangan, seperti kasus perlakuan diskriminastif terhadap muslim di India dan kaum muslim Rohingnya di Myanmar.
"Kita, sebagai pemuka dan penganut agama yang taat, perlu membangun suatu "koalisi lintas agama untuk perdamaian global", yang mengedepankan semangat kerukunan dan narasi perdamaian ke seluruh penjuru dunia," ungkapnya.
Karena itu, dalam acara bertema “Masa Depan Bangsa dalam Perspektif Agama-Agama” itu, Wapres mengingatkan teologi kerukunan merupakan salah satu pelaksanaan amanat Pembukaan UUD 1945, juga bagian dari prinsip agama Islam, yakni persaudaraan sesama warga bangsa dan persaudaraan sesama umat manusia.
Ia mengatakan, salah satu implementasi teologi kerukunan itu adalah penggunaan narasi kerukunan di antara sesama warga bangsa baik dalam pergaulan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Adapun perwujudan dari narasi kerukunan tercermin dalam kesantunan berperilaku dan berekspresi, saling menghormati dan saling menghargai dalam berinteraksi dan berkomunikasi,” ungkap Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan, khususnya di Indonesia teologi kerukunan merupakan pendekatan yang tepat di tengah bangsa yang majemuk. Menurutnya, pilar kekuatan bangsa Indonesia terletak pada keragamannya.
"Karena itulah maka para pendiri bangsa merumuskan dan mengukuhkan Pancasila sebagai dasar negara kita. Dan oleh karena itu pula Pancasila harus kita jaga dan rawat bersama karena ia merupakan kesepakatan nasional," katanya.