Sidebar

Soal Jamaah Berpenyakit, Kemenag Patuhi Imbauan Arab Saudi

Tuesday, 13 Oct 2020 16:35 WIB
Soal Jamaah Berpenyakit, Kemenag Patuhi Imbauan Arab Saudi. Kelompok pertama umat muslim melakukan ibadah umroh dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi terus mengupayakan agar jamaah tak terpapar Covid-19 saat jalankan ibadah umroh di Makkah. Maka dari Arab Saudi meminta jamaah yang berpenyakit tertentu tak menjalankan ibadah Umroh. Sebelumnya pemerintah Saudi juga telah membatasi usia jamaah.


Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama meastikan akan mengikuti semua peraturan yang diberlakukan Pemerintah Saudi. "Tentu mengikuti kebijakan dan aturan pemerintah Saudi," kata Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Arfi Hatim saat dihubungi, Selasa (13/10).

Sebelumnya Kemenkes Aab Saudi mengimbau sejumlah kelompok pasien menunda pelaksanaan ibadah umroh maupun berkunjung ke Masjidil Haram.

Melalui infografik yang dipublikasikan di halaman Twitter dan platform pengetahuan "Live Well", Kemenkes mengatakan kelompok yang diimbau ini termasuk mereka yang menderita diabetes tidak terkontrol, tekanan darah tinggi, obesitas, sirosis, dan penyakit arteri koroner. "Mereka yang dirawat di rumah sakit dalam enam bulan terakhir juga diminta untuk menunda keinginannya," imbuhnya.

Dilansir di Saudi Gazette, Selasa (13/10), kelompok yang menderita insufisiensi jantung, imunodefisiensi, penyakit dada kronis, dan dirawat di rumah sakit dalam setahun terakhir, selain wanita hamil, tidak diizinkan masuk Masjidil Haram dalam waktu dekat.

Untuk memperingati World Sight Day 2020, Kemenkes mengadakan sejumlah kegiatan. Untuk tahun ini, perayaan yang dilakukan setiap tanggal 10 Oktober oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengusung slogan "Towards Better Sight".

Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan kebutaan, meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan dan keselamatan mata di antara semua anggota masyarakat.

Saudi berusaha menyoroti penyakit mata yang umum dan metode pengobatan dan pencegahan. Pihaknya juga berusaha memungkinkan setiap orang memiliki akses yang komprehensif atas layanan perawatan mata.

Perlu dicatat, setidaknya 2,2 miliar orang memiliki gangguan penglihatan atau kebutaan. Setidaknya satu miliar memiliki gangguan penglihatan yang sebenarnya dapat dicegah atau belum ditangani. Selain itu, hampir 90persen penyandang tunanetra tinggal di negara berkembang.

Berita terkait

Berita Lainnya