Erick Ungkap Banyak Peluang Kerja Sama dengan Inggris

Perusahaan asal Inggris mempercayai kualitas dan kapabilitas produk dari Indonesia.

Istimewa
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat berkunjung ke Inggris untuk menjajaki sejumlah kerja sama dengan pemerintah maupun perusahaan di Inggris
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan hasil kunjungan kerja bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi ke Inggris dalam jumpa pers secara virtual di Jakarta, Rabu (14/10) malam. Erick menyampaikan Indonesia tengah menjajaki sejumlah kerja sama dengan pemerintah maupun perusahaan Inggris, termasuk soal vaksin Covid-19. 

Baca Juga


Erick mengatakan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) atau Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, Imperial College London (ICL), hingga AstraZeneca merespons positif akan kemampuan dan kualitas produksi yang dimiliki PT Bio Farma (Persero). "Ini membuktikan bahwa kalau kita mempertanyakan kualitas bangsa dan kemampuan bangsa kita adalah sesuatu yang aneh, di sini terjawab bahwa kita punya perusahaan yang punya kualitas dunia yakni Bio Farma," ujar Erick. 

Erick menyebut perusahaan-perusahaan asal Inggris mempercayai kualitas dan kapabilitas dari produksi hingga medical riset yang dimiliki Indonesia. Erick berharap kerja sama Indonesia dengan CEPI, ICL, dan AstraZeneca dapat terealisasi dengan baik. 

Erick menambahkan, ada empat hal yang potensi kerja sama Indonesia dengan Inggris, mulai health tourism, pendidikan, energi terbarukan, hingga pada industri pertahanan. "Penting sekali harus win-win, kalau memang mereka melihat kita negara sahabat tentu perdagangan kita harus didukung, sama juga saat kita undang mereka jadi mitra kita," ucap Erick. 

Mengenai /health tourism, Erick mengatakan Indonesia membuka kesempatan kerja sama dengan Inggris dalam pengembangan wisata medis. BUMN, kata Erick, memiliki fasilitas di kawasan ekonomi khusus seperti di Bali atau Sumatera. Erick ingin Indonesia dapat menjadi pemain dalam sektor wisata medis setidaknya di kawasan Asia Tenggara. 

"Jadi yang tadinya masyarakat Indonesia banyak ke Singapura atau Malaysia berobat, sekarang ada fasilitas yang juga terpercaya di Indonesia, ini yang kita jajaki dengan Inggris," lanjutnya. 

Selain itu, ucap Erick, Indonesia juga menjajaki kerja sama untuk meningkatkan industri pendidikan, khususnya pada aspek hospitality. Erick menyebut kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika di NTB, sebagai salah satu tujuan dari pengembangan hospitality. "Kita juga menjajaki kerja sama renewable energy dan indutri pertahanan yang selama ini jadi mitra baik, dalam kesempatan ini kita ingin jajaki hal tersebut," kata Erick menambahkan. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler